Opini
Beranda » Berita » Kejarlah Pendidikan, Buanglah Kesombongan

Kejarlah Pendidikan, Buanglah Kesombongan

Kejarlah Pendidikan, Buanglah Kesombongan
Kejarlah Pendidikan, Buanglah Kesombongan

HarianBatakpos.com – Sudah menjadi fenomena yang yang lumrah di sekitar kita, bahwasanya anak muda mulai mati-matian mengejar perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Ada kesan keren dan bangga saat sebagian dari kita dapat memasuki universitas tertentu, terlebih universitas impian sedari dulu. Banyak cara dilakukan; seperti belajar dengan giat untuk meraih nilai terbaik dan mengikuti banyak perlombaan. Namun, disaat sudah mendapatkan mimpinya, tidak semua orang dapat memaknai keberhasilan dengan bijak. Ada yang cenderung meninggi tanpa melihat tanah yang dia tapaki, ada juga yang tetap rendah diri dan bergaul dengan semua kalangan.

Apa saja contoh pemaknaan keberhasilan yang salah?

Menjadi diri yang sombong

Orang-orang seperti ini menganggap bahwa pencapaian ini harus diumumkan kepada semua orang untuk menggapai atensi orang-orang. Mereka selalu ingin dipuji dan diakui. Menganggap orang lain tidak bisa menjadi seperti dirinya

Sering terjadi saat seseorang merasa tinggi dari orang lain.

Meremehkan orang lain yang tidak setara dengan dirinya, menganggap orang lain tidak akan bisa mencapai impian seperti dirinya, sehingga mempunyai tingkat percaya diri yang menjulang. Mereka cenderung akan berteman dengan orang yang dianggap setara dengan dirinya.

Reformasi Kepolisian Republik Indonesia

Sukar berbagi pengalaman atau cara-cara tertentu agar dapat masuk ke universitas impian

Orang-orang seperti ini selalu ingin menjadi yang paling pintar dan tidak ingin tersaingi, mereka cenderung menunjukkan kepintarannya terus menerus namun tidak mau berbagi ilmu.

Lalu, bagaimana bentuk pemaknaan yang baik?

Menjadi pribadi yang tidak sombong

Orang-orang seperti ini cenderung tidak akan membanggakan diri secara terus menerus kepada orang lain, tidak menunjukkan kepintarannya, dan tidak ingin diakui. Mereka akan tetap berteman dengan siapapun tanpa melihat latar belakang pendidikan, fisik, dan lain sebagainya.

Tidak menganggap rendah orang lain

Sebab orang-orang seperti ini menganggap semua orang bisa mencapai apa yang dia capai. Kuncinya hanya satu, berusaha dan berdoa.

Terus meningkatkan kualitas diri

Belajar terus menerus sebab haus akan ilmu, juga menerapkan ilmu tersebut sebaik mungkin.

Yos Tarigan, SH,MH: Pembaruan KUHAP Krusial, APH Dapat Kehilangan Dasar Hukum Penahanan dan Proses Hukum Lainnya

Lebih mudah mendapat ridho dari Allah

Segala urusan akan dilancarkan bilamana kita tidak sombong dan selalu melibatkannya dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Janji Allah itu indah. Bukan berarti tidak akan menemui kegagalan, tapi kalaupun gagal tidak akan sampai terjerumus kepada hal-hal yang buruk

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang tidak sombong, manusia pada dasarnya adalah makhluk yang lemah. Janganlah engkau bersombong ria sebab itu hanya akan membuat hati orang lain kecewa hingga sakit akibat perilaku kita. Dampak yang ditimbulkan akan semakin luas daripada perkiraan kita. Oleh karenanya, tetaplah menjadi pribadi yang rendah diri, rendah hati bukan berarti merendahkan diri sendiri, tetapi memiliki kesadaran diri yang tepat dan tidak sombong atas kelebihan yang dimiliki.

Agricia Tania adalah seorang penulis muda yang kreatif dan penuh semangat. Dalam mengikuti lomba dengan tema “flexing”, Agricia memiliki tujuan untuk menantang dirinya sendiri dan menguji sejauh mana kemampuannya dalam menulis tentang topik yang mungkin kontroversial namun sangat relevan di masyarakat saat ini. Dia melihat lomba ini sebagai kesempatan untuk mengekspresikan pandangannya dan menyajikan sudut pandang yang unik tentang budaya pamer atau “flexing”.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *