Medan, HarianBatakpos.com – Kematian mendadak dalam dunia olahraga sering kali menjadi perhatian serius, seperti yang terjadi pada pelatih Deltras FC, Bejo Sugiantoro, yang meninggal dunia pada 25 Februari 2025. Penyebab kematian mendadak saat olahraga menjadi topik yang penting untuk dibahas, terutama mengingat bahwa insiden ini dapat menimpa siapa saja, bahkan mereka yang tampak sehat.
Penyebab Kematian Mendadak Saat Olahraga
Kematian mendadak saat berolahraga, seperti yang dialami Bejo, dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut penelitian, antara 1 dalam 40.000 hingga 1 dalam 80.000 atlet mengalami Sudden Cardiac Death (SCD) setiap tahun. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh kelainan jantung bawaan yang tidak terdeteksi, seperti kardiomiopati hipertrofik dan anomali arteri koroner, dilansir dari Kompas.com.
Meskipun olahraga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan jantung, seperti menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kolesterol baik, ada risiko serius bagi individu dengan kondisi jantung tersembunyi. Ketika melakukan aktivitas fisik intens, tubuh melepaskan adrenalin yang dapat mempercepat detak jantung dan meningkatkan risiko serangan jantung.
Pentingnya Skrining Medis dan Kesiapsiagaan
Pencegahan SCD dapat dilakukan melalui skrining medis yang tepat. Pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk elektrokardiogram (EKG) dan tes stres jantung, sangat penting untuk mendeteksi kelainan jantung yang mungkin tidak jelas. Selain itu, persiapan sebelum berolahraga, seperti memastikan hidrasi yang cukup dan pemanasan yang adekuat, juga sangat dianjurkan.
Dalam kasus Bejo Sugiantoro, insiden tragis ini mengingatkan kita akan pentingnya kesadaran akan kesehatan jantung, terutama bagi mereka yang aktif berolahraga. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko kematian mendadak saat berolahraga.
Semoga artikel ini bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman kita tentang penyebab kematian mendadak saat olahraga dan pentingnya menjaga kesehatan jantung.
Komentar