HarianBatakpos.com – Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin memberikan analisis terbaru terkait lonjakan harga Bitcoin yang kembali menyentuh level 66 ribu dolar AS untuk pertama kalinya sejak 24 April 2024. Menurut Fahmi, lonjakan ini dipicu oleh rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang sesuai dengan ekspektasi pasar.
“Perkembangan inflasi bulan April yang lebih baik dari ekspektasi berhasil mendorong harga Bitcoin naik ke level di atas 66 ribu dolar AS atau 7,3 persen dari harga terendah 24 jam terakhir,” ujar Fahmi dalam keterangan resminya di Jakarta pada Kamis.
Data resmi menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) AS pada April 2024 secara tahunan berada di angka 3,4 persen, turun dari angka bulan Maret 2024 sebesar 3,5 persen.
Harga Bitcoin yang meroket di atas level 66 ribu dolar AS pada Kamis pagi diikuti oleh kenaikan nilai sejumlah aset kripto lainnya, termasuk Ethereum, Solana, dan NEAR Protocol. Kenaikan ini sejalan dengan yang terjadi di pasar saham AS setelah rilis data inflasi AS.
Fahmi menilai bahwa kembalinya tren inflasi ke arah yang positif dapat menjadi katalis pendukung yang signifikan bagi pasar kripto dalam satu bulan ke depan.
Selain itu, Fahmi juga memberikan strategi bagi investor kripto, termasuk strategi narrative hopping dan dollar cost averaging (DCA), yang dapat membantu investor untuk mengoptimalkan portofolio investasi mereka.
Dengan begitu, investor dapat lebih terinformasi tentang performa investasinya dan lebih percaya diri dalam mengambil keputusan investasi di pasar kripto.
Komentar