Medan, HarianBatakpos.com – Setelah hampir dua tahun perang saudara, Tentara Sudan akhirnya mengumumkan kemenangan besar di ibu kota Khartoum. Konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan mengusir lebih dari 12 juta lainnya ini menciptakan krisis kelaparan dan pengungsian terbesar di dunia. Panglima militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan, menyatakan bahwa Khartoum kini telah bebas dari kendali kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF).
“Khartoum sudah bebas, semuanya telah selesai,” ujar Burhan dalam siaran televisi pemerintah. Keberhasilan ini merupakan puncak dari kampanye militer yang intens untuk merebut kembali institusi negara di pusat kota. Namun, di balik kemenangan ini, laporan serangan udara yang menargetkan pasar di Darfur Utara menjadi perhatian serius, dilansir dari detik.com.
Masyarakat Khartoum dan Port Sudan merayakan kemenangan ini dengan antusiasme. Video yang beredar menunjukkan kegembiraan mereka menyambut pasukan pemerintah. “Kalian telah bertahan begitu lama,” ujar seorang pejuang pro-militer kepada warga. Namun, meskipun RSF kalah di ibu kota, mereka masih menunjukkan perlawanan dengan mengumumkan aliansi militer dengan Sudan People’s Liberation Movement-North (SPLM-N).
Berdasarkan analisis, meskipun militer Sudan telah mengamankan Bandara Khartoum dan mengepung benteng terakhir RSF di Jebel Awliya, tantangan ke depan masih besar. RSF masih memiliki basis kuat di Darfur dan wilayah selatan. Masyarakat Sudan kini harus menghadapi ketidakpastian panjang sebelum perdamaian yang sejati tercapai, dengan perpecahan antara wilayah yang dikuasai tentara dan RSF.
Komentar