Jakarta, HarianBatakpos.com – Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) dan PT Trans Digital Cemerlang (TDC) berharap, dengan adanya Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pada pemerintahan Prabowo-Gibran, ekosistem transaksi digital di pasar tradisional akan semakin berkembang dan memberikan kemudahan bagi pelaku usaha.
“Harapan kami dengan adanya Kementerian Komunikasi dan Digital pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dapat meng-upgrade sistem transaksi digital. Dengan beragam kemudahan ini, manfaatnya dapat dirasakan oleh para pedagang, khususnya pelaku usaha di pasar tradisional,” kata Sekretaris APDI DKI Jakarta Mufti Bangkit Sanjaya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
APDI dan PT TDC melihat perkembangan transaksi digital di sektor perdagangan pangan dalam pasar tradisional memudahkan transaksi antara penjual dan pembeli. Mufti menekankan pentingnya meningkatkan ekosistem transaksi digital, terutama saat ini ketika terjadi deflasi harga pangan, yang menyebabkan omzet di pasar tradisional mengalami penurunan yang cukup drastis.
Di sisi lain, Mufti menyatakan bahwa para pedagang turut menyambut baik penggunaan QRIS. “Penggunaan QRIS yang digalakkan pemerintah tentu kami sambut baik. Transformasi transaksi dari tunai ke digital ini harus dibarengi dengan niat yang sungguh-sungguh dari pemerintah itu sendiri,” ujar Mufti.
Dia juga menekankan perlunya melibatkan semua pihak agar ekosistem dapat tercipta dan memudahkan sistem transaksi perpasaran. “Semoga pemerintah dapat mengajak semua stakeholder pangan dan instansi terkait untuk melakukan sosialisasi dan memberikan informasi tentang teknologi pembayaran digital yang melibatkan semua pihak,” tambah Mufti.
Pelibatan ini, lanjutnya, khususnya penting bagi para pelaku pasar dan UMKM di pasar tradisional karena banyak pelaku usaha yang masih memiliki keterbatasan dalam menggunakan transaksi digital.
Direktur Utama PT TDC, Indra, yang merupakan perusahaan keuangan digital, menegaskan bahwa ekosistem digital harus terus ditingkatkan, baik dari aspek manusianya, bisnisnya, maupun sistemnya. “Tiga komponen ini merupakan tonggak berkembangnya ekosistem digital. Oleh karena itu, ketiganya harus saling terhubung dan membangun satu kesatuan dalam satu teknologi. Teknologi yang dibangun juga harus mudah, efektif, dan minim biaya,” ujarnya.
Indra memberikan contoh perdagangan daging di pasar. Transaksi jual beli yang selama ini manual dapat dialihkan menjadi transaksi digital. Dengan syarat, sistem digital yang disediakan harus memiliki fitur yang membantu mempermudah transaksi.
Ia mencontohkan fitur Kasirku di aplikasi milik perusahaannya, Posku Lite, yang merupakan fitur utama untuk berjualan. Dengan Fitur Kasirku, pengguna dapat menerima pembayaran secara fleksibel melalui Cash, QRIS, dan Bank Transfer. Sehingga, pelanggan yang ingin membayar tunai maupun yang lebih suka transaksi digital dapat dilayani dengan mudah.
Terkait kemudahan laporan keuangan (cash flow), Indra mengatakan bahwa Fitur Kasirku menyediakan riwayat transaksi penjualan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Data setiap transaksi dicatat dan disimpan secara sistematis, memungkinkan pengguna untuk meninjau kembali aktivitas penjualannya dengan mudah. Ia menjelaskan bahwa kelebihan sistem Posku Lite adalah berbasis Android, yang menekankan pada kecepatan dan kemudahan dari sisi pengguna.
Indra juga menyebutkan bahwa saat ini pihaknya sedang mengembangkan PPOB atau Payment Point Online Bank, yaitu sistem pembayaran online yang memanfaatkan fasilitas perbankan. Pembayaran ini dapat meliputi berbagai kebutuhan, mulai dari PLN, BPJS, PDAM, telepon, pulsa, internet, paket data, asuransi, kartu kredit, multi-finance, hingga voucher game.
“Semakin besar manfaatnya, semakin mudah penggunaannya, dan gratis, pasti akan diminati masyarakat. Transaksi digital adalah suatu keniscayaan. Suka atau tidak, putaran ekonomi Indonesia akan semakin digital,” ujarnya.
Komentar