Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) yang tersebar di seluruh dunia untuk mempromosikan dan menggenjot produk ekspor Indonesia, termasuk yang berasal dari Sulawesi Utara (Sulut).
“Dengan promosi ini, kami berharap permintaan ekspor di Sulut akan semakin tinggi,” ungkap Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kemendag RI, Krisna Ariza, di Manado, pada Minggu kemarin.
Ariza menekankan pentingnya kualitas dan daya tarik produk ekspor yang tinggi. Kemendag telah mengembangkan berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), seperti kegiatan pembinaan, pelatihan, dan pendampingan untuk meningkatkan kualitas produk, kapasitas sumber daya manusia, dan akses pemasaran.
“Pengembangan produk Indonesia adalah salah satu prioritas pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah sebagai regulator harus memberikan contoh dan teladan dalam penggunaan produk dalam negeri,” tambahnya.
Ariza juga menyoroti kontribusi UMKM sebagai penggerak utama perekonomian Indonesia, terutama dalam situasi pandemi COVID-19. Lebih dari 75 persen eksportir merupakan UMKM, meskipun kontribusinya baru mencapai empat persen terhadap total nilai ekspor Indonesia.
“Pemerintah sebagai regulator harus memberikan contoh dan teladan dalam penggunaan produk dalam negeri. Tidak hanya mencintai, tapi juga membeli, memakai, dan mengonsumsi,” tegasnya.
Dia juga menyampaikan bahwa saat ini banyak produk lokal berkualitas tinggi, seperti kemeja batik buatan lokal yang dibuat di Kabupaten Minahasa dengan motif khas Sulawesi Utara.
Melalui langkah-langkah ini, Kemendag berharap dapat meningkatkan daya saing produk dalam negeri serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, termasuk di Sulawesi Utara.
Komentar