Jakarta, HarianBatakpos.com – Di tengah tekanan dari kebijakan tarif dagang Amerika Serikat (AS) yang makin intens, Kementerian Perdagangan (Kemendag) tetap optimistis bisa mencapai target pertumbuhan ekspor nasional sebesar 7,1% pada tahun ini. Meskipun kondisi global sedang tidak bersahabat, pemerintah memilih untuk tidak merevisi target ekspor tahun ini.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, menegaskan bahwa Indonesia saat ini masih dalam kondisi percaya diri menyambut peluang ekspor, meskipun di tengah situasi perang dagang dan tekanan ekonomi dunia.
“Ya, untuk target ekspor tentunya pemerintah bekerjasama dengan kawan-kawan pelaku usaha, tetap berupaya optimis menyikapi situasi ini meskipun tidak mudah, di tengah situasi tensi perdagangan yang sedemikian sulit, dan kondisi perekonomian dunia yang juga relatif mendapat tekanan,” kata Djatmiko dalam Konferensi Pers di Auditorium Kemendag, Senin (21/4/2025).
Menurutnya, hingga saat ini pemerintah belum ada rencana untuk menyesuaikan target. Pemerintah justru akan berupaya mencapai target dengan mengandalkan dorongan dari sejumlah perjanjian perdagangan yang sudah ada maupun yang tengah diperbarui.
“Kita tetap akan berusaha semaksimal mungkin mencapai target yang sudah ditetapkan. Kita tidak mencoba mengoreksi menjadi berapa, tapi kita dengan adanya perjanjian-perjanjian perdagangan yang baru, kita harapkan target yang sudah ditetapkan itu bisa kita capai,” tegasnya.
Salah satu yang diandalkan adalah perjanjian perdagangan dengan Jepang, yakni Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang telah berlangsung sejak tahun 2006. Perjanjian ini kini sedang di-upgrade agar lebih relevan dengan kebutuhan ekspor saat ini.
“Contohnya adalah seperti Indonesia-Jepang Economic Partnership Agreement itu sudah IJEPA ya, biasanya Indonesia-Jepang IJEPA yang sejak 2006, itu juga sudah kita tanda tangani protokolnya pada tahun lalu dan diharapkan tahun ini bisa kita implementasikan,” terang Djatmiko.
Djatmiko menjelaskan, peningkatan dalam IJEPA mencakup perluasan akses pasar untuk produk Indonesia, yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekspor ke Jepang.
“Sehingga protokol IJEPA yang di dalamnya ada komponen aset pasar, memperluas peluang dari beberapa produk asal Indonesia untuk masuk ke pasar Jepang, itu tentunya diharapkan juga menjadi salah satu pendorong peningkatan kinerja ekspor,” tambahnya.
Selain Jepang, pemerintah juga tengah memperkuat berbagai perjanjian regional lain seperti ASEAN Mitra Dialog, hingga ASEAN Australia New Zealand Free Trade Area (AANZFTA).
“Kemudian juga ada beberapa protokol dalam konteks perjanjian regional, seperti ASEAN dengan Mitra Dialog, ada ASEAN Australia New Zealand FTA. Ini juga kita upgrade dan beberapa perjanjian-perjanjian lainnya,” tutupnya.
Komentar