Ia mengaku, dengan pakaian adat Toba Bobby ingin menunjukkan semangat keberagaman atau pluralitas masyarakat kota Medan.
“Kebetulan dalam rangka hari kelahiran pancasila tahun ini beliau memilih puak Toba. Pesan yang bisa disampaikan adalah wali kota menyiratkan bahwa kerja perubahan dalam menata kota, ekspresi kebudayaan masyarakat menjadi hal penting, sebagai gambaran dan citra kota,” ujarnya.
Yang menarik adalah analisisnya, bahwa Bobby Nasution juga ingin menunjukkan keberanian dalam menyongsong perubahan.
“Tunggal panaluan” yang dipegang merupakan simbol “keberanian” untuk memulai atau menginisiasi segala bentuk perubahan kota, menjadi lebih baik ke depan,” beber Irwansyah.
Budayawan yang juga peneliti Balai Bahasa Sumut Suyadi San mengatakan, orang-orang Medan memiliki sikap terbuka kepada kaum pendatang. Apalagi sejak menjadi govermen, Medan tersegregasi ke dalam beberapa tempatan. Medan pun menjadi kota yang multikultur.
“Jika hari ini Bobby mengenakan pakaian Batak/Toba, itu bisa diartikan dia menghargai keberadaan suku Batak di kota ini. Besok-besok bisa saja dia mengenakan pakaian adat Pakpak, Karo, Melayu, bahkan Jawa atau Aceh. Jangan lalu diartikan lain,” tukasnya. (ss/red)
Komentar