Medan, Harianbatakpos.com – Menikah muda, terutama di bawah 20 tahun, masih menjadi praktik umum di beberapa budaya. Namun, nikah muda dapat membawa risiko serius bagi kesehatan organ reproduksi dan mental perempuan.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan di Indonesia menetapkan batas usia pernikahan minimal 19 tahun bagi pria dan perempuan, namun fenomena ini masih sering terjadi akibat tekanan sosial, ekonomi, dan tradisi. Berikut beberapa risiko kesehatan yang perlu diperhatikan bagi perempuan yang menikah di usia dini.
Dampak Nikah Muda
Menikah di usia muda berarti lebih cepat memulai kehidupan seksual, yang bisa menyebabkan kehamilan dini. Pada perempuan yang organ reproduksinya belum sepenuhnya berkembang, risiko kesehatan meningkat.
Dilansir dari WebMD, kehamilan remaja meningkatkan kemungkinan komplikasi seperti keguguran, kelahiran prematur, dan preeklamsia, hingga berat lahir bayi yang rendah.
Dokter spesialis kandungan dr. Thomas Chayadi, SpOG, menjelaskan, “Pertumbuhannya belum optimal, tetapi dia sudah harus hamil dan mengandung bayi. Bisa saja terjadi gangguan pertumbuhan pada ibunya jika menikahnya terlalu muda.”
Risiko Terhadap Organ Reproduksi dan Infeksi
Perempuan muda yang melahirkan juga lebih rentan mengalami cedera pada rahim, seperti pendarahan hebat dan robeknya rahim, yang bisa berdampak pada infertilitas.
Selain itu, pernikahan muda sering disertai kurangnya edukasi kesehatan reproduksi, sehingga meningkatkan risiko infeksi menular seksual (IMS) seperti HIV, gonore, dan klamidia.
Menikah terlalu muda tanpa edukasi tentang kesehatan seksual juga meningkatkan risiko kanker serviks. Dr. Thomas mengingatkan, “Kalau terlalu muda, apalagi tanpa vaksin HPV, perempuan bisa berisiko terkena kanker serviks atau kanker mulut rahim di kemudian hari.”
Dr. Fedrik Monte Kristo, SpOG, menambahkan bahwa gejala kanker serviks bisa muncul setelah 5 hingga 10 tahun, dimulai dengan keputihan berbau atau perdarahan yang tidak normal.
Pentingnya Edukasi dan Batasan Usia Pernikahan
Nikah muda berisiko membawa dampak panjang bagi kesehatan organ reproduksi dan mental perempuan. Edukasi tentang risiko kesehatan ini diharapkan dapat membantu perempuan mengambil keputusan yang lebih bijak terkait usia pernikahan, sesuai dengan kondisi kesehatan dan kesiapan mereka secara fisik serta mental.
Komentar