Medan, HarianBatakpos.com – Ortopnea merupakan kondisi medis yang menyebabkan sesak napas saat berbaring. Pada banyak kasus, ortopnea dapat menjadi tanda adanya gagal jantung. Namun, kondisi ini juga dapat disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan lainnya yang perlu diwaspadai. Ortopnea ditandai dengan kesulitan bernapas saat berbaring yang akan membaik ketika seseorang duduk atau berdiri. Terkadang, kondisi ini juga disertai dengan batuk atau mengi. Penting untuk dicatat bahwa ortopnea berbeda dengan dispnea, yang merupakan sesak napas pada posisi atau kondisi apa pun.
Ada beberapa penyebab utama ortopnea yang perlu diketahui, antara lain:
- Gagal Jantung
Ortopnea sering kali disebabkan oleh peningkatan tekanan pada pembuluh darah paru-paru, yang umumnya terjadi pada penderita gagal jantung. Ketika berbaring, darah dari kaki kembali ke jantung dan selanjutnya ke paru-paru. Pada orang dengan gagal jantung, jantung tidak dapat memompa darah dengan efisien, menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru dan kesulitan bernapas. Ortopnea biasanya muncul beberapa jam setelah berbaring. - Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Penderita PPOK juga dapat mengalami ortopnea. Kerusakan pada saluran pernapasan dan kantung paru-paru menyebabkan sesak napas, batuk, dan mengi. Berbeda dengan gagal jantung, ortopnea akibat PPOK muncul segera setelah berbaring dan tidak langsung mereda meski penderitanya duduk atau bersandar. - Edema Paru
Edema paru, yang terjadi ketika terlalu banyak cairan terkumpul di paru-paru, juga bisa menyebabkan ortopnea. Kondisi ini biasanya terkait dengan gagal jantung dan menyebabkan kesulitan bernapas saat berbaring. - Obesitas
Obesitas dapat menyebabkan ortopnea karena massa perut yang menekan rongga dada saat berbaring. Tekanan ini mengurangi ruang untuk paru-paru mengembang, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas. - Penyakit Gondok
Penyakit gondok atau pembesaran kelenjar tiroid yang besar bisa menekan saluran pernapasan di leher, menyebabkan kesulitan bernapas saat berbaring. - Kelumpuhan Diafragma
Kelumpuhan diafragma, meskipun jarang, juga bisa menjadi penyebab ortopnea. Diafragma adalah otot besar yang mendukung proses pernapasan.
Beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan ortopnea meliputi:
- Pneumonia berat
- Radang paru-paru
- Gangguan kecemasan atau panik
- Penumpukan cairan di perut
Jika Anda mengalami ortopnea, beberapa langkah dapat membantu meringankan gejala. Sandarkan tubuh Anda pada tumpukan bantal untuk memudahkan pernapasan. Jumlah bantal yang digunakan dapat menunjukkan tingkat keparahan ortopnea; misalnya, jika Anda menggunakan tiga bantal, maka ortopnea yang dialami cukup parah. Selain itu, tidur sambil duduk bersandar atau menggunakan oksigen tambahan bisa membantu pernapasan lebih baik.
Pengobatan ortopnea bergantung pada tingkat keparahan gejala dan penyebab yang mendasarinya. Oleh karena itu, jika Anda sering mengalami ortopnea, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan pengobatan yang tepat.
Komentar