Medan, HarianBatakpos.com – Kencing sakit pada wanita adalah keluhan umum yang sering disebabkan oleh infeksi atau iritasi akibat pemakaian sabun kewanitaan. Gejala ini dapat disertai dengan berbagai tanda lain, tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Untuk mengatasi kencing sakit pada wanita, penting untuk mengetahui penyebab dan gejala yang muncul agar pengobatan dapat disesuaikan.
Kencing sakit pada wanita lebih sering terjadi karena faktor fisiologis, dan gejalanya dapat dirasakan saat awal buang air kecil atau setelahnya. Sensasi nyeri ini bisa berupa perih, terbakar, gatal, atau tidak nyaman di sekitar uretra atau perut bagian bawah. Selain itu, keluhan ini juga sering disertai dengan gejala tambahan, seperti keputihan abnormal, urine keruh, berdarah, atau berbau busuk. Penyebab kencing sakit pada wanita dapat bervariasi, dan beberapa di antaranya termasuk infeksi, peradangan, atau iritasi pada saluran kemih.
Penyebab Kencing Sakit pada Wanita
Kencing sakit pada wanita bisa disebabkan oleh beberapa gangguan, baik yang berasal dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh, antara lain:
- Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyebab paling umum kencing sakit pada wanita. ISK dapat terjadi pada ginjal, saluran kemih, atau kandung kemih, dengan gejala khas berupa rasa sakit saat awal buang air kecil dan rasa ingin buang air kecil terus-menerus. Gejala lain yang menyertai ISK antara lain urine yang berbau busuk, urine keruh atau berdarah, dan nyeri panggul. - Peradangan Kandung Kemih (Sistitis)
Sistitis menyebabkan kencing sakit pada wanita yang disertai dengan nyeri panggul, rasa tertekan di bawah pusar, serta urine yang berdarah, keruh, atau berbau menyengat. Wanita lebih rentan terhadap kondisi ini karena saluran uretra yang lebih pendek. - Infeksi Vagina
Infeksi bakteri atau parasit pada vagina bisa menyebabkan kencing sakit pada wanita, disertai dengan bau tidak sedap, gatal, iritasi di sekitar vagina, dan keputihan abnormal yang berwarna kekuningan atau kehijauan. - Peradangan Uretra (Uretritis)
Uretritis adalah peradangan pada uretra yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini menyebabkan nyeri saat buang air kecil, nyeri panggul, serta gatal di sekitar lubang uretra dekat vagina. Uretritis sering terjadi akibat infeksi, aktivitas seksual, atau pemakaian pembersih kewanitaan. - Iritasi pada Organ Intim
Kencing sakit pada wanita juga bisa disebabkan oleh iritasi pada organ intim, seperti yang disebabkan oleh penggunaan sabun kewanitaan atau pembersih vagina yang mengandung bahan keras. - Batu Ginjal
Batu ginjal yang bergerak melalui uretra bisa menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil. Selain itu, batu ginjal dapat menyebabkan urine berdarah atau keluar batu kecil. - Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi menular seksual seperti gonore, klamidia, atau trikomoniasis dapat menyebabkan kencing sakit pada wanita, disertai dengan keputihan, gatal pada vagina, serta pendarahan di luar periode menstruasi.
Cara Mengatasi Kencing Sakit pada Wanita
Pengobatan kencing sakit pada wanita bergantung pada penyebab yang mendasari. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengobatinya. Jika iritasi menjadi penyebabnya, hindari penggunaan sabun berbahan keras. Selain itu, beberapa langkah bisa dilakukan untuk meringankan kencing sakit pada wanita, di antaranya:
- Kompres Hangat: Tempelkan kompres hangat di perut bagian bawah atau sekitar organ intim untuk mengurangi rasa sakit.
- Minum Banyak Air: Pastikan untuk mengonsumsi 2–3 liter air per hari.
- Segera Ganti Pembalut: Ganti pembalut segera setelah kotor atau basah untuk mencegah infeksi.
- Jaga Kebersihan: Setelah buang air kecil, basuh vagina dari depan ke belakang dan pastikan area tersebut kering.
- Hindari Sabun Keras: Jangan menggunakan sabun atau pembersih vagina berbahan kimia keras yang bisa menyebabkan iritasi.
- Buang Air Kecil Setelah Seks: Disarankan untuk buang air kecil segera setelah berhubungan seksual untuk mencegah infeksi.
Jika keluhan tidak membaik setelah 2–3 hari, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Komentar