Medan, HarianBatakpos.com – Pengeluaran keluarga untuk rokok di Indonesia menunjukkan angka yang mencengangkan, yaitu tiga kali lipat lebih besar dibandingkan pengeluaran untuk telur. Penemuan ini diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang mencatat bahwa belanja untuk rokok semakin membebani anggaran keluarga.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), persentase pengeluaran per kapita masyarakat di perkotaan untuk rokok kretek filter mencapai 11,30 persen. Sementara itu, untuk telur ayam ras hanya 4,30 persen. Hal ini menunjukkan ketidakproposionalan yang signifikan dalam pengeluaran rumah tangga, terutama dalam konteks kesehatan masyarakat, dilansir dari Kompas.com.
Kondisi serupa terlihat di pedesaan, di mana masyarakat menghabiskan 10,78 persen dari pengeluaran mereka untuk rokok. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan belanja untuk telur, yang hanya 3,69 persen. Fenomena ini mengindikasikan adanya kebiasaan merokok yang kuat di berbagai lapisan masyarakat.
Perilaku merokok di kalangan remaja juga menjadi perhatian serius. Data Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021 menunjukkan bahwa 71,3 persen remaja membeli rokok batangan. Di sisi lain, sebanyak 60,6 persen dari mereka tidak mendapatkan pencegahan terkait pembelian rokok. Kebiasaan ini berpotensi meningkatkan risiko kesehatan di masa depan.
Kemenkes, melalui dr. Benget Saragih, menyoroti pentingnya desain kemasan rokok yang menarik. Warna dan gambar pada bungkus rokok dapat memengaruhi keputusan anak-anak dan remaja untuk mulai merokok. Oleh karena itu, kebijakan perlindungan anak yang ketat perlu diterapkan.
Sebagai langkah konkret, penerapan kebijakan kemasan standar atau kemasan polos (plain packaging) pada rokok sangat dianjurkan. Jika Indonesia mengadopsi kebijakan ini, kita akan menjadi negara ke-26 di dunia yang menerapkannya. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi angka perokok baru di kalangan generasi muda.
Dengan upaya yang terus dilakukan, Kemenkes berharap dapat mengatasi masalah pengeluaran rokok yang semakin tinggi di masyarakat. Fokus pada edukasi dan kebijakan yang tepat menjadi kunci dalam mengurangi dampak negatif dari kebiasaan merokok.
Komentar