Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa keputusan tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi di tengah tren kenaikan harga minyak mentah dunia bergantung pada daya tahan badan usaha masing-masing.
Arifin menjawab tentang PT Pertamina (Persero) yang tidak menaikkan harga BBM non-subsidi pada Februari 2024. “Jadi, kalau yang non-subsidi ini kan ikut formula harga indeks minyak, sekarang minyak sudah 82 dolar AS per barel. Jadi, dibandingkan sama tahun lalu ada kenaikan antara 5-6 dolar AS dan itu pasti mempengaruhi biaya produksi,” jelas Arifin.
Ia menegaskan bahwa untuk BBM subsidi, pemerintah telah memutuskan untuk menahan harga, sementara untuk BBM non-subsidi, keputusan tersebut tergantung pada daya tahan badan usaha masing-masing. “Pemerintah menahan harga untuk subsidi, kami menahan tidak ada kenaikan, yang non-subsidi itu kebijakannya dari badan usaha masing-masing,” tambahnya.
Menurut Arifin, badan usaha bisa mengevaluasi sendiri terkait dengan harga BBM non-subsidi. “Biarkan badan usaha yang mengevaluasi, tetapi mereka juga bersaing di pasar, jika harganya tidak naik maka pasar bisa beralih ke kompetitor, karena kualitasnya rata-rata sama,” paparnya.
Meskipun demikian, operator hilir migas telah melakukan penyesuaian harga BBM di SPBU sesuai ketentuan Kepmen ESDM No.245.K/MG.01/MEM.M/2022. Namun, harga BBM di SPBU Pertamina tidak mengalami kenaikan atau tetap sama dengan periode Januari 2024.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan bahwa Pertamina telah menjalankan efisiensi dengan digitalisasi yang terintegrasi pada semua proses bisnis, yang berdampak pada efisiensi biaya produksi sehingga bisa memberikan harga terbaik untuk masyarakat.
Menteri BUMN Erick Thohir juga menyampaikan dukungan pemerintah terhadap keputusan Pertamina untuk tidak menaikkan harga BBM non-subsidi, meskipun harga di SPBU kompetitor lain sudah naik. “Keputusan Pertamina tidak menaikkan harga BBM tentu baik untuk menjaga stabilitas dan juga daya beli masyarakat,” ujarnya.
Komentar