Pali, HarianBatakpos.com – Kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat dan menimbulkan kekhawatiran. Kali ini, peristiwa terjadi di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan. Awalnya, 64 siswa dari lima kecamatan mengalami gejala keracunan seperti pusing, mual, dan muntah setelah menyantap makanan dari program MBG yang digagas pemerintah sejak Februari 2025. Namun, angka korban terus bertambah, dan kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis ini semakin menjadi sorotan publik.
Menurut data terbaru dari Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, jumlah siswa terdampak kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis telah mencapai 121 orang. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sumsel, Dedi Irawan, menyebutkan bahwa para korban berasal dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA. “Benar dugaan keracunan pangan MBG di Kabupaten PALI, laporan Dinkes ada 121 yang terdampak. Itu data sementara hingga malam ini,” ujarnya, Senin (5/5/2025). Kebanyakan siswa mengalami gejala sekitar pukul 11.00 hingga 12.00 siang, tak lama setelah makanan MBG dibagikan.
Saat ini, 50 siswa telah diperbolehkan pulang, sementara sisanya masih menjalani perawatan intensif di RSUD Talang Ubi, PALI. Pemerintah daerah langsung merespons kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis ini dengan pengambilan sampel makanan dan air dari dapur penyedia untuk diuji di laboratorium. “Sampel semuanya sudah diambil untuk dicek di lab,” kata Dedi menegaskan.
Program MBG sendiri ditargetkan untuk 3.000 siswa di wilayah tersebut, sebagai bagian dari pelaksanaan program nasional dari pemerintah pusat. Namun, dugaan keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis ini kini menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua murid. Bahkan, beberapa siswa dilaporkan mengalami trauma dan enggan mengonsumsi makanan MBG lagi. Isu mengenai adanya ulat dalam makanan juga turut memperparah kekhawatiran, meski belum dipastikan kaitannya dengan kasus keracunan.
Wakil Bupati PALI, Iwan Tuaji, menyatakan bahwa kondisi siswa sudah mulai membaik. “Alhamdulillah, sekarang sudah landai dan banyak pasien yang diperbolehkan pulang,” katanya. Di sisi lain, Bupati PALI Asgianto bersama Kapolres setempat menggelar rapat tertutup untuk mengevaluasi dan membahas tindak lanjut dari kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis ini. Kapolres PALI, AKBP Yunar Hotma Parulian Sirait, menyatakan bahwa pihak kepolisian masih mendalami penyebab pasti kejadian tersebut.
Meski pihak pusat menyebut tingkat keberhasilan program MBG secara nasional mencapai 99,99 persen dan kasus seperti ini hanya 0,005 persen, namun insiden di PALI menimbulkan pertanyaan besar soal pengawasan dan kualitas distribusi makanan. Sampai saat ini, masyarakat masih menunggu hasil laboratorium yang akan menentukan penyebab utama keracunan.
Penanganan serius dan transparansi sangat dibutuhkan agar kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis ini tidak berulang dan kepercayaan publik terhadap program MBG tetap terjaga.
Komentar