Medan, harianbatakpos.com – Studi terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan kerja lembur yang berlebihan dapat mengubah struktur otak, mempengaruhi kesehatan emosional dan kognitif. Penelitian ini menyoroti dampak serius dari bekerja terlalu lama, yang tidak hanya meningkatkan risiko penyakit jantung, tetapi juga dapat berkontribusi terhadap lebih dari 800.000 kematian setiap tahun, menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).
Dilansir dari laman Lambeturah.co.id, penelitian ini mengungkap bahwa kerja lembur yang rutin, yaitu lebih dari 52 jam per minggu, dapat memicu perubahan fisik di area otak yang mengatur emosi dan fungsi eksekutif. Para peneliti menggunakan teknik pencitraan otak untuk membandingkan kondisi otak pekerja lembur dengan mereka yang bekerja dalam jam normal.
Hasilnya menunjukkan peningkatan volume di beberapa bagian otak, terutama di girus frontal tengah, yang berperan penting untuk perhatian dan memori kerja. Volume girus frontal tengah meningkat hingga 19 persen pada pekerja lembur. Meski masih bersifat spekulatif, perubahan ini mungkin mencerminkan respons neuroadaptif terhadap stres akibat kerja yang berlebihan.
Dengan melibatkan 110 pekerja layanan kesehatan, studi ini menekankan pentingnya memperhatikan kesehatan otak dalam konteks kerja. Peneliti mendorong kebijakan yang dapat mengurangi jam kerja berlebihan demi kesehatan mental dan fisik pekerja.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar