Pengamat energi bersih, Abadi Poernomo, menilai bahwa kerja sama antara Pertamina melalui Sub Holding Gas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT MRT Jakarta akan memberikan manfaat besar, terutama bagi para pedagang, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berada di sepanjang jalur transportasi massal tersebut.
Abadi menyatakan, “Mereka (UMKM) akan banyak diuntungkan karena harga gas melalui jaringan pipa tentu lebih murah.” Melalui ekspansi jaringan gas, terutama kerja sama dengan MRT, diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi beban subsidi yang terus meningkat setiap tahunnya.
Pada pekan lalu, PGN sebagai Subholding Gas Pertamina menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT MRT Jakarta terkait rencana perluasan pemanfaatan jaringan gas kota di sepanjang jalur Kawasan Berorientasi Transit atau Transit Oriented Development (TOD) MRT di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.
Abadi menekankan bahwa jaringan gas (jargas) memiliki keunggulan harga yang lebih murah dibandingkan elpiji, terutama karena sebagian besar elpiji diimpor. Dengan ekspansi jaringan gas yang terus dilakukan oleh PGN, termasuk kerja sama dengan MRT, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk mengurangi subsidi dan meningkatkan efisiensi dalam penyediaan energi.
Sementara itu, terkait dengan komitmen Pertamina untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, Abadi menyatakan bahwa meskipun merupakan energi fosil, gas memiliki emisi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan batubara dan minyak bumi.
“Kita melihat ini sebagai langkah ke arah energi bersih. Meskipun masih menggunakan energi fosil, ini merupakan upaya untuk mengurangi penggunaan batubara,” katanya.
Abadi juga menekankan pentingnya transisi energi dan menyambut ekspansi jaringan gas ke seluruh rumah tangga di Indonesia sebagai langkah positif. Sebagai upaya transisi, ia menyarankan Pertamina untuk terus melanjutkan implementasi energi baru dan terbarukan, seperti memperluas pemasangan panel surya di berbagai SPBU.
Komentar