Jakarta-BP: Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memperkirakan total kerugian dan kerusakan yang terjadi selama bencana gempa di Lombok, Bali dan Sumbawa mencapai Rp 7,7 triliun. Hal itu berdasarkan hasil hitung cepat BNPB.
“BNPB memperkirakan kerugian dengan hitung cepat sampai hari ini Rp 7,7 Triliun,” kata Sutopo di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa (21/8).
Selain itu, Sutopo menyebut hasil hitung cepat itu berdasarkan lima sektor, yakni pemukiman, infrastruktur, ekonomi, sosial dan lintas sektor. Hal itu yang dianggap dana milik BNPB belum mencukupi untuk menutupi kerugian tersebut.
Oleh karena itulah, dalam hal ini pemerintah pusat ikut membantu pemerintah daerah dalam mencukupi kekurangan dana tersebut. Namun untuk masalah kerugiannya sendiri, BNPB masih melakukan perhitungan.
“Paling banyak sektor pemukiman hampir 65 persen (rusak). Saat ini berdasarkan hasil kerugian kita masih melakukan perhitungan berapa yang harus dikeluarkan untuk pemulihan. Perkiraan kebutuhannya sekitar Rp 7,7 triliun. Kalau ada yang rusak ya nanti kita hitung lagi,” sebutnya.
Menurutnya, total kerugian yang mencapai Rp 7,7 triliun itu, belum mampu secara penuh ditanggulangi oleh pemerintah daerah. Oleh karenanya, pemerintah pusat ikut membantu dalam memberikan dana tersebut.
Sebelumnya, masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat, sampai saat ini masih terus mengalami gempa susulan. Gempa pertama kali mengguncang Lombok pada Minggu (29/7) dengan kekuatan 6,4 SR. Kemudian gempa susulan terjadi pada Minggu (5/8) dengan kekuatan 7 SR, dan Minggu (19/8) kemarin dengan kekuatan 6,4 SR pada siang hari dan 6,9 SR di malam hari.
Sutopo mengatakan, telah terjadi 180 gempa susulan sejak terjadi gempa pada Minggu (19/8) kemarin malam, hingga Selasa (21/8) pukul 09.00 WIB. Selain itu, dia pun menyebut sejak terjadi gempa dengan kekuatan 7 SR pada Minggu (5/8) lalu, terdapat gempa susulan sebanyak 825 kali.
“Jadi jika ditotal sejak tanggal 5 Agustus 2018 sampai 21 Agustus 2018 pukul 09.00 WIB pagi tadi ada sebanyak 1.005 kali gempa susulan,” ujarnya. (MDK/JP)
Komentar