HarianBatakpos.com – Kerugian kripto akibat peretasan dan penipuan pada Mei 2024 mencapai USD 52,3 juta atau setara Rp 851,3 miliar (asumsi kurs Rp 16.255 per dolar AS), menurut laporan terbaru Immunefi. Kerugian kripto ini lebih rendah 12% dari Mei 2023 yang mencapai USD 59,3 juta atau setara Rp 963,9 miliar dan 28% lebih rendah dari April 2024.
Laporan tersebut menyatakan bahwa kerugian kripto pada Mei 2024 menambah total kerugian sepanjang tahun menjadi USD 473,2 juta atau setara Rp 7,6 triliun. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan USD 595,4 juta atau setara Rp 9,67 triliun yang tercatat pada periode yang sama tahun lalu.
Seperti yang ditunjukkan oleh data laporan, ada dua proyek yang menonjol yaitu Gala Games, yang mengalami kerugian sebesar USD 21 juta, dan Sonnefinance dengan USD 20 juta. Kedua proyek ini menyumbang hampir 80% dari total kerugian kripto. Selain itu, ada tiga insiden sepuluh besar lainnya di mana penyerang mengambil aset digital senilai USD 1 juta atau lebih. Dalam serangan yang tersisa, kerugian kripto berkisar antara USD 540.000 dan USD 300.000.
Sama seperti pada April, peretas hanya berhasil melakukan serangan terhadap platform keuangan terdesentralisasi (DeFi). Platform keuangan terpusat tidak mengalami satu pun serangan besar. Menguraikan serangan-serangan tersebut, laporan Immunefi menyoroti bahwa peretasan tetap menjadi metode serangan paling ampuh bagi penjahat dunia maya.
“Peretasan terus menjadi penyebab utama kerugian kripto dibandingkan penipuan. Sebanyak USD 50,6 juta hilang karena peretasan di 14 insiden tertentu. Tujuh peristiwa penipuan terjadi di bulan Mei, dengan total USD 1,75 juta,” kata laporan itu, dikutip dari Bitcoin.com, Rabu (5/6/2024).
Sementara itu, laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa Immunefi, platform layanan keamanan, telah memfasilitasi pembayaran terbesar dalam sejarah perangkat lunak. Dalam salah satu pembayaran ini, Immunefi mengatakan pihaknya membantu pembayaran sebesar USD 10 juta untuk kerentanan yang ditemukan di Wormhole.
Komentar