Medan, HarianBatakpos.com – Badan Karantina Indonesia (Barantin) melakukan inspeksi terhadap ribuan sapi impor asal Australia di PT Tanjung Unggul Mandiri, Tangerang. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa hewan-hewan tersebut bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin disease (LSD).
Sahat M. Panggabean, Kepala Barantin, menegaskan, “Kami harus memastikan sapi-sapi yang datang ke Indonesia itu dalam keadaan sehat.” Proses vaksinasi yang dilakukan di Australia juga diperiksa, dan sapi-sapi yang tiba di Indonesia akan divaksinasi kembali, dilansir dari KBRN.
Pada tahun 2024, jumlah sapi impor yang masuk ke Indonesia mencapai 470 ribu ekor. Selain melalui Pelabuhan Tanjung Priok, sapi-sapi ini juga masuk melalui pelabuhan di Pulau Sumatra, menunjukkan kebutuhan yang signifikan akan daging sapi.
PT Tanjung Unggul Mandiri telah mengimpor sekitar 21 ribu ekor sapi pada tahun lalu. “Pada Januari 2025, perusahaan itu memasukkan 2.797 ekor sapi ke Indonesia,” tambah Sahat. Langkah ini penting untuk menjaga kestabilan pasokan daging sapi di pasar lokal.
Sahat juga menegaskan bahwa vaksinasi dilakukan kepada seluruh populasi sapi impor, bukan berdasarkan sampling. “Sehingga, hewan-hewan itu sudah dinyatakan aman jika akan didistribusikan ke daerah-daerah lain,” ujarnya, menekankan pentingnya keamanan hewan.
Inisiatif ini bukan hanya untuk menyambut Idulfitri, tetapi juga untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG). “Daging sapi merupakan salah satu sumber protein untuk program MBG,” ungkap Sahat, menyoroti peran penting daging sapi dalam kesehatan masyarakat.
Dengan tindakan pencegahan yang ketat, Barantin berkomitmen untuk memastikan bahwa semua sapi impor dalam kondisi sehat. “Karena itu, kami harus memastikan sapi-sapi itu dalam keadaan sehat,” tutup Sahat, menunjukkan dedikasi dalam menjaga kesehatan hewan di Indonesia.
Komentar