Jakarta, Batak Pos – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Zita Anjani, mengajukan tiga solusi inovatif guna mengatasi permasalahan kualitas udara di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta. Dalam upayanya memperjuangkan isu lingkungan, Zita Anjani menyoroti poin-poin kunci yang dianggap penting untuk perhatian pemerintah.
“Pertama, revitalisasi trotoar jalan. Ini harus perlahan-lahan kita realisasikan. Banyak yang bilang, warga Jakarta malas jalan kaki, nggak bener itu menurut saya. Faktanya, trotoar dan jalan pedestrian kita di beberapa wilayah masih banyak yang kurang proper. Kalau bisa, kita buat lebih banyak seperti yang di Sudirman-Thamrin,” ujarnya, menyoroti pentingnya trotoar yang nyaman dan aman untuk pejalan kaki.
Poin kedua yang dia sampaikan adalah mengenai optimalisasi transportasi umum, termasuk Transjakarta, mass rapid transit, light rail transit, dan commuter line. Zita Anjani menilai bahwa meskipun transportasi umum di Jakarta sudah baik, perlu penambahan armada dan peningkatan fasilitas serta operasionalnya agar masyarakat tidak merasa terdesak saat menggunakan transportasi umum.
Terakhir, Zita meminta partisipasi masyarakat untuk beralih dari kendaraan bahan bakar umum (BBM) menuju kendaraan listrik. “Pemerintah kan udah memberikan insentif untuk konversi sepeda motor. Nah, itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sosialisasi insentif ini juga harus menyeluruh. Saya yakin banyak warga yang masih belum tahu juga soal insentif ini,'” ungkapnya, menggarisbawahi pentingnya konversi ke kendaraan listrik sebagai langkah menuju mobilitas berkelanjutan.
Zita Anjani juga mencatat bahwa pada awal 2023, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menambahkan sembilan unit Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) baru sebagai upaya untuk mengumpulkan data yang lebih akurat terkait kualitas udara di Jakarta. “Semakin akurat datanya, semakin tajam basis data kita dalam membuat kebijakan dan evaluasinya,” tambah Zita Anjani.
Komentar