Pada Sabtu (13/4/2024), Ntung Cahyono, khatib salat Id di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, secara resmi meminta maaf atas kontroversi yang diakibatkan oleh materi khotbahnya yang tersebar di media sosial. Dalam pernyataannya, Cahyono menyatakan kesediaannya untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan materi khotbahnya di masa mendatang.
“Jadi satu karena sudah seperti ini ya supaya tidak berlanjut kami dengan tegas menyatakan memohon maaf apa yang sudah membuat warga menjadi mungkin terganggu dengan pandangan kami,” ujar Cahyono usai pertemuan dengan pengurus Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Tamanan dan pihak-pihak lainnya.
Cahyono juga menegaskan bahwa dirinya sebagai manusia biasa perlu lebih dewasa dan berhati-hati dalam menyampaikan pendapat, terutama di depan forum yang beragam. “Yang kedua, ya saya pribadi tentu secara tegas kami manusia biasa untuk lebih dewasa supaya kami harus lebih berhati-hati. Khususnya ketika berbicara di depan forum yang bisa jadi memang forumnya itu sangat berbeda apalagi jemaah yang besar kan kita nggak tahu persepsi masing-masing,” ungkapnya.
Kontroversi bermula dari khotbah Cahyono yang menyinggung isu kecurangan dalam pemilu dan menyebut nama Presiden Joko Widodo. Sejumlah jemaah salat Id di Lapangan Tamanan, Bantul, pada Rabu (10/4) bahkan bubar karena konten khotbah tersebut.
Awalnya, Cahyono disebut sebagai seorang dosen di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Namun, pihak UAD menyatakan bahwa Cahyono sudah tidak aktif sebagai pengajar.
Permintaan maaf ini diharapkan dapat meredakan ketegangan dan memulihkan hubungan antara Cahyono dan masyarakat serta lembaga terkait di Yogyakarta. Cahyono berjanji untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan sensitivitas audiens di masa mendatang.
Komentar