Harianbatakpos.com – Ponsel Mayor Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berdering. Panggilan itu datang dari ayahnya, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat dirinya tengah mengikuti latihan bersama pasukan TNI Angkatan Darat dengan pasukan AD Australia di Darwin pada 22 September 2016 lalu.
SBY yang saat itu menjabat Ketua Umum Demokrat, mengajak bicara putranya mengenai situasi politik di DKI Jakarta. Saat itu, SBY menyampaikan kepada AHY adanya tawaran dari PPP, PKB, PAN, termasuk Demokrat untuk mengusungnya sebagai calon gubernur (cagub) DKI Jakarta.
Waktu Agus tak banyak. Sebab, kala itu batas akhir pendaftaran pencalonan sudah di depan mata. Sehari sebelum memutuskan maju di Pilgub DKI, Agus langsung bertolak ke Tanah Air.
“Tapi, untungnya kami prajurit terbiasa menghadapi situasi yang genting, enggak banyak waktu mengambil keputusan. Dalam sempitnya waktu izinkan saya berpikir, dan saya tutup telepon,” ujar Agus dalam konpers ‘Di Balik Keputusan Agus Yudhoyono’ di Cibubur, Depok, Jawa Barat, Senin 3 Oktober 2016.
Agus mengungkapkan, sebenarnya SBY juga kaget karena dirinya diminta maju sebagai cagub DKI Jakarta. Dia juga memastikan bahwa tak ada paksaan dari pihak manapun lantaran keputusannya keluar dari militer untuk maju sebagai calon DKI1.
“Kalau ditanya, dipaksa atau tidak, saya sudah dewasa, saya punya kepribadian dan karakter sendiri sehingga tidak mungkin disetir, apalagi dipaksa siapa pun, termasuk orangtua sendiri,” ucap dia.
Langkah AHY diketahui terhenti di putaran pertama Pilgub DKI Jakarta. Berpasangan dengan Silvyana Murni, ia mendapat suara paling kecil. Putaran kedua Pilgub DKI Jakarta dimenangkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang menumbangkan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Komentar