Madinah, HarianBatakpos.com – Kisah jemaah haji asal Bulukumba bernama Inayatul menyentuh hati banyak orang. Perempuan berusia 28 tahun ini menjalani ibadah haji menggantikan sang ibu yang telah wafat. Ia mendampingi ayahnya menapaki jejak sejarah di Gunung Uhud pada Senin, 12 Mei 2025, meski cuaca di Madinah saat itu mencapai suhu ekstrem 39 derajat Celsius.
Di tengah panas terik, Inayatul yang berprofesi sebagai dokter umum di Bulukumba sejak 2024, tetap bersemangat menggandeng sang ayah menuju Masjid Syuhada yang berada di kawasan Jabal Uhud. Baginya, momen ini bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan bagian dari perjalanan spiritual jemaah haji asal Bulukumba.
Inayatul menuturkan bahwa dirinya berangkat haji untuk menggantikan sang ibu, Darmin Majid, yang wafat pada 2021 karena penyakit gula. “Haji ini perjalanan spiritual yang sangat dalam maknanya. Saya menggantikan ibu saya, dan ini sangat menyentuh hati,” ungkapnya sambil menitikkan air mata di pelukan sang ayah. Pengalaman jemaah haji asal Bulukumba ini menjadi pelajaran berharga tentang cinta, pengorbanan, dan bakti seorang anak.
Di tengah perjalanan ibadahnya, Inayatul merenungi makna pengorbanan di Jabal Uhud. Tempat itu menjadi simbol ketegaran bagi umat Muslim saat mengenang gugurnya paman Nabi Muhammad SAW, Hamzah. Ia pun membayangkan perjuangan Nabi menguatkan hati umat setelah kekalahan dalam Perang Uhud. Kisah jemaah haji asal Bulukumba ini menunjukkan bahwa semangat dan keteguhan hati dibutuhkan dalam setiap langkah ibadah.
Meski baru tiga minggu menikah, Inayatul tetap mantap menjalankan ibadah haji dan meninggalkan sang suami untuk sementara waktu. Ia berharap selalu diberi kesehatan dan bisa kembali berkumpul bersama keluarga. Dokter asal Bulukumba itu membuktikan bahwa menjalankan perintah agama tetap menjadi prioritas meski harus berkorban secara pribadi.
Sang ayah, Syafaruddin Pagising, menceritakan bahwa mereka sempat merantau sebagai TKI di Malaysia sejak 1996. Ia dan almarhumah istri telah mendaftar haji sejak 2011, namun takdir berkata lain. “Istri saya meninggal di Malaysia, lalu saya pulang dan dimakamkan di Bulukumba. Setelah itu saya urus dokumen agar hajinya digantikan anak saya,” kisah Syafaruddin.
Mereka tergabung dalam kloter 14 Makassar dan berangkat dari Bandara Sultan Hasanuddin pada 10 Mei 2025. Setibanya di Madinah, mereka mengaku puas dengan pelayanan ibadah haji tahun ini. “Alhamdulillah, pelayanannya sangat baik, para petugas juga sangat ramah,” ungkap keduanya dengan senyum.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar