Harianbatakpos.com, Jakarta – Kasus tragis di Sukolilo, Kecamatan Sumbersoko, Kabupaten Pati, yang melibatkan kematian bos rental mobil Jakarta Barat dan insiden pembakaran mobilnya, telah menimbulkan gelombang stigma terhadap daerah tersebut sebagai ‘Kampung Bandit’. Namun, penjabat Bupati Pati, Henggar Budi Anggoro, dengan tegas menepis anggapan tersebut.
Pada awalnya, Henggar menyampaikan belasungkawa atas kejadian tragis tersebut, menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak di Pati dan daerah sekitarnya.
Meskipun begitu, ia menolak keras stigma yang mengaitkan Sukolilo dengan kegiatan kriminalitas, mengklaim bahwa kondisi di sana sebenarnya baik-baik saja meskipun ada insiden yang mengejutkan masyarakat, seperti dilansir dari TRIBUNJAKARTA.COM .
“Sukolilo dianggap di situ Kampung Bandit, kondisi ini kita turut prihatin, tapi tidak demikian yang sebenarnya, karena semua kondisinya baik-baik saja,” ungkap Henggar dalam pernyataannya. Dia menegaskan bahwa pemerintah daerah, bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, dan elemen lainnya, tengah bekerja keras untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat.
Upaya ini diharapkan dapat meredam kekhawatiran dan menghilangkan stigmatisasi negatif terhadap Sumbersoko, Sukolilo, Pati, sebagai ‘Kampung Bandit’.
Namun, sementara itu, Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi, mengonfirmasi bahwa kasus pengeroyokan yang menyebabkan kematian bos rental mobil telah mengarah pada penangkapan beberapa tersangka baru. Polisi telah berhasil menangkap empat tersangka utama, sementara penyelidikan masih terus berlanjut untuk mengungkap peran dari tersangka lain yang terlibat dalam insiden tersebut.
“Tersangka baru berhasil ditangkap, dan kami juga masih mencari beberapa tersangka lainnya yang terlibat dalam aksi pengeroyokan ini,” jelas Irjen Ahmad Luthfi. Kasus ini telah memicu respons keras dari pihak kepolisian, termasuk operasi razia besar-besaran yang menyasar kendaraan bodong di wilayah Sukolilo.
Hingga saat ini, polisi telah menyita total 33 kendaraan bodong, termasuk motor dan mobil tanpa dokumen lengkap.
Operasi razia tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk membersihkan lingkungan dari kendaraan yang tidak memiliki dokumen resmi, yang dapat digunakan untuk kegiatan kriminal. Kapolsek Sukolilo, AKP Sahlan, menyebutkan bahwa sebagian besar kendaraan bodong yang disita berasal dari satu rumah di wilayah tersebut.
“Dari rumah seorang warga Sukolilo, kami berhasil mengamankan 23 motor dan 2 mobil bodong,” papar AKP Sahlan. Tindakan ini merupakan langkah konkret dari kepolisian untuk mengatasi masalah keamanan dan ketertiban di Sukolilo, serta memberikan rasa aman kepada warga sekitar.
Meskipun demikian, tantangan terbesar yang dihadapi oleh Pj. Bupati Henggar adalah menyeimbangkan upaya penegakan hukum yang tegas dengan menjaga reputasi dan iklim investasi yang positif di Kabupaten Pati.
“Iklim investasi di Pati yang sudah baik, mudah-mudahan tidak terpengaruh semua ini,” harapnya. Dia juga menekankan bahwa kejadian ini di luar kendali pemerintah daerah, namun menjadi perhatian bersama untuk mengatasi dampaknya secara efektif.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan aparat kepolisian, diharapkan Sukolilo dan sekitarnya dapat segera pulih dari bayang-bayang stigma ‘Kampung Bandit’.
Proses ini membutuhkan kerjasama dan dukungan semua pihak untuk menjaga ketertiban sosial dan keamanan di wilayah tersebut. Pemerintah daerah terus berkomitmen untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat, sehingga masalah serupa tidak terulang di masa depan.
Sementara itu, proses hukum terhadap para pelaku kejahatan terus berlanjut, dengan harapan bahwa keadilan akan segera ditegakkan bagi korban dan keluarganya. Kasus ini juga menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya menjaga keamanan dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Komentar