Uncategorized
Beranda » Berita » Kisah Preman Garut: Dari Garang di Jalan ke Tangisan di Kantor Polisi

Kisah Preman Garut: Dari Garang di Jalan ke Tangisan di Kantor Polisi

Momen preman Garut menangis di kantor polisi (detik.com)
Momen preman Garut menangis di kantor polisi (detik.com)

Medan,  HarianBatakpos.com – Di Kabupaten Garut, seorang preman berinisial R berusia 20 tahun menjadi sorotan publik setelah aksinya yang garang di jalanan. Namun, situasi tersebut berubah drastis saat ia ditangkap polisi, mengungkapkan sisi emosional yang tak terduga. Kisah R ini menjadi viral, menciptakan perdebatan mengenai perilaku dan konsekuensi dari tindakan kriminal.

Aksi Garang yang Berujung Tangisan

Pada Selasa (8/4), R terlihat berkendara dengan sepeda motor berknalpot bising, mengganggu ketertiban umum dan menantang berkelahi seorang juru parkir. Tindakan ini langsung mengundang perhatian aparat kepolisian. “Yang bersangkutan menggeber motor berknalpot bising,” ujar Panit Reskrim Polsek Kadungora, Aipda Opik Taufik Nurhidayat. Tindakan tegas diambil oleh polisi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Setelah ditangkap, R dibawa ke Polsek Kadungora untuk dimintai keterangan. Namun, kejadian menarik terjadi saat R menangis tersedu-sedu di hadapan polisi. Situasi ini menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial, terutama setelah rekaman video menangkap momen emosional tersebut beredar luas, dilansir dari detik.com.

Bobby Nasution Sebut Penyelenggaraan Event Picu Pertumbuhan Ekonomi Sumut

Video yang Menggugah Emosi

Dalam video berdurasi 14 detik, R terlihat menangis dengan air mata bercucuran. Suara tawa petugas yang menginterogasinya menambah suasana yang menggelitik. R ternyata dalam kondisi mabuk saat melakukan tindakan tersebut. Setelah sadar, polisi meminta R untuk membuat video pernyataan agar berjanji tidak mengulangi perbuatannya. “Karena kalau sudah ditangkap, kayak saya… jadi meong-meong,” ucap R dalam video yang viral.

Kisah R mengingatkan kita bahwa di balik perilaku keras seorang preman, terdapat sisi manusiawi yang dapat muncul dalam situasi sulit. Respons emosionalnya saat ditangkap mencerminkan betapa pentingnya pendekatan rehabilitatif dalam penegakan hukum.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *