Hukum Internasional Mancanegara Peristiwa Sosial
Beranda » Berita » Kisruh di Parlemen Inggris saat Bahas Gencatan Senjata di Gaza, Ketua Dewan Rakyat Dianggap Memihak

Kisruh di Parlemen Inggris saat Bahas Gencatan Senjata di Gaza, Ketua Dewan Rakyat Dianggap Memihak

SNP dan anggota parlemen Konservatif keluar dari ruang DPR Inggris sebagai protes atas kekacauan yang terjadi dalam debat soal Gaza. Anggota parlemen Inggris memperdebatkan tiga resolusi terpisah terkait perang Israel di Gaza. Semuanya bersifat simbolis dan tidak mengikat pemerintah

Jakarta, Batak Pos – Anggota Parlemen Inggris bersuara dalam perdebatan mengenai gencatan senjata dalam konflik Israel-Hamas di Gaza pada Rabu (21/2/2024). Seruan tersebut disetujui setelah puluhan orang memprotes pemungutan suara, meninggalkan House of Commons.

 

Menurut laporan The New Arab, anggota parlemen Inggris membahas tiga resolusi terpisah dari tiga partai yang berbeda, namun semuanya bersifat simbolis dan tidak mengikat pemerintah. Kekacauan muncul ketika legislator Partai Konservatif dan partai oposisi menuduh Ketua Dewan Rakyat, Lindsay Hoyle, melanggar prosedur parlemen demi kepentingannya sendiri.

Pajak Amplop Kondangan Disorot DPR, Mufti Anam: Rakyat Keringat Dingin

 

Perdebatan mencuat saat membahas mosi dari Partai Nasional Skotlandia (SNP) yang mendesak gencatan senjata segera, pembebasan sandera Israel, dan mengakhiri hukuman kolektif terhadap Palestina. Oposisi utama, Partai Buruh, mengajukan versi perubahan tanpa menyebut hukuman kolektif, sementara Partai Konservatif mendukung “jeda kemanusiaan” menuju gencatan senjata permanen.

 

Ketua Dewan Rakyat, Lindsay Hoyle, dituduh membuat keputusan politik dengan memilih amandemen Partai Buruh. Anggota Parlemen Konservatif marah, menyatakan bahwa hal itu bertentangan dengan konvensi House of Commons.

Santri SD di Jombang Kabur dari Ponpes karena Dibully, Ditemukan Damkar di Atas Becak

 

Konvensi tersebut menegaskan bahwa jika mosi diajukan oleh partai oposisi, seperti SNP, tidak dapat diubah oleh partai oposisi lainnya seperti Partai Buruh, melainkan hanya oleh pemerintah (Partai Konservatif).

 

Beberapa anggota menuduh Hoyle lebih mendukung Partai Buruh, sementara yang lain berpendapat bahwa dia ditekan untuk tindakan tersebut karena takut digantikan di parlemen selanjutnya. Kekacauan politik ini mencerminkan perpecahan di kalangan politisi dan masyarakat Inggris terkait konflik di Gaza, meningkatkan ketegangan.

 

“Keputusannya telah meningkatkan panas di parlemen mengenai isu yang sudah memuncak,” ungkap Penny Mordaunt, pemimpin Partai Konservatif di House of Commons.

 

Partai Nasional Skotlandia (SNP) menuduh Partai Buruh membajak mosi mereka, sementara Hoyle meminta maaf atas kekacauan tersebut.

 

“Saya menyesali bagaimana hal itu berakhir. Saya ingin semua pihak memastikan bahwa mereka dapat mengekspresikan pandangan mereka, dan semua anggota parlemen dapat memberikan suaranya,” kata Hoyle.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *