Daerah Nasional Peristiwa Politik Sosial Viral
Beranda » Berita » Klarifikasi Wanita yang Diduga Menghina Capres dengan Sebutan ‘Autis’: Permintaan Maaf dan Kesadaran Kesalahan

Klarifikasi Wanita yang Diduga Menghina Capres dengan Sebutan ‘Autis’: Permintaan Maaf dan Kesadaran Kesalahan

Konten di media sosial seringkali menjadi bahan perhatian, terutama ketika kontennya dianggap kontroversial atau menyakiti perasaan orang lain. Baru-baru ini, seorang wanita bercadar viral dengan video yang diduga menghina calon presiden Prabowo Subianto dengan sebutan ‘autis’. Wanita ini kemudian memberikan klarifikasi dan permintaan maaf melalui akun TikTok-nya.

 

Dalam video klarifikasinya, yang diunggah di akun TikTok @nissaaniraffy, wanita tersebut menyampaikan permintaan maaf kepada semua orang tua yang mungkin merasa tersakiti oleh video yang diunggahnya. Ia mengakui bahwa video tersebut membuat ibu-ibu merasa sakit hati, dan ia ingin meminta maaf sebesar-besarnya, dikutip dari Lambeturah.co.id

Diduga Aborsi Ilegal, Janin Bayi Ditemukan di Desa Sidourip Deli Serdang

 

Wanita tersebut mengaku bahwa ia tidak memiliki pemahaman sebelumnya tentang arti kata ‘autis’ dan bahwa penggunaan kata tersebut oleh temannya keluar secara spontan. Dalam klarifikasinya, ia menyampaikan ketidaktahuannya dan mengakui kesalahannya.

 

“Saya sama sekali tidak paham dan saya tidak tahu sebelumnya arti kata autis dan sama sekali ini tidak direncanakan betul-betul spontan keluar dari mulut teman saya. Dan sekali lagi sebelumnya video beredar saya tidak paham arti kata autis,” jelasnya.

Polres Madina Temukan 140 Batang Ganja, 6 Hektar Ladang Dimusnahkan

 

Wanita tersebut bahkan bersumpah bahwa sebelumnya ia benar-benar tidak tahu dan tidak memahami arti kata ‘autis’. Permintaan maafnya ditujukan khususnya kepada orang tua yang memiliki anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD), menyadari bahwa tindakannya bisa menyakiti perasaan mereka.

 

“Saya berani bersumpah lillahi ta’alla sumpah demi Allah bahwa saya tidak tahu dan saya tidak paham sama sekali arti kata autis sebelumnya,” tambahnya.

 

Melalui permintaan maafnya, wanita ini mengakui kesalahannya dan berharap agar masyarakat dan orang tua yang merasa tersakiti dapat menerima permintaan maafnya. Kesadaran dirinya terhadap dampak kata-kata yang digunakan dalam kontennya menunjukkan bahwa ia menyadari betul tanggung jawab sosialnya sebagai konten kreator.

 

Kontroversi di dunia media sosial sering kali mengajarkan kita tentang pentingnya kesadaran dan sensitivitas terhadap kata-kata yang digunakan. Semoga melalui permintaan maaf ini, wanita tersebut dapat membuka pintu dialog yang positif dan memberikan kesempatan untuk belajar dan tumbuh dari pengalaman ini.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *