Harianbatakpos.com , JAKARTA – Eskalasi kekerasan antara Israel dan Palestina terus memuncak dengan insiden terbaru di pintu penyeberangan Rafah dan wilayah Gaza. Pada Senin (17/6/2024), Tentara Israel melaporkan membakar habis gedung keberangkatan di pintu penyeberangan Rafah, memutus hubungan Gaza dari dunia luar, dan terus melakukan serangan di zona penyangga demiliterisasi Koridor Philadelphia Rafah.
Kejanggalan dalam penyelesaian kasus pembunuhan Vina dan Eky juga menjadi sorotan, dengan dugaan keterlibatan ayah Eky, Iptu Rudiana, yang mencuat dalam penyidikan. Meskipun Israel sebelumnya mengumumkan jeda taktis pertempuran untuk memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan, serangan terus berlanjut di Rafah dan selatan Gaza.
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, menyoroti kelanjutan serangan Israel di Rafah, meskipun terdapat rencana jeda taktis yang disebut-sebut sebelumnya. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam rencana jeda tersebut, menimbulkan ketidakjelasan antara level politik dan militer Israel terkait keputusan tersebut, seperti disadur dari laman KOMPAS.TV.
Militer Israel mengklaim terus melakukan operasi berbasis intelijen di area Rafah, termasuk pertempuran jarak dekat dengan pejuang Palestina, penangkapan senjata, dan penghancuran senjata. Meskipun pemberitahuan tentang jeda taktis diterima oleh UNRWA, pemerintah Israel segera menyangkal instruksi tersebut, menimbulkan keraguan terhadap keberlangsungan jeda tersebut.
Konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama telah menimbulkan korban jiwa yang tragis, dengan lebih dari 37.300 warga Palestina tewas dan lebih dari 85.000 lainnya terluka sejak serangan Hamas pada Oktober 2023. Israel dihadapkan dengan kecaman internasional atas serangan brutalnya terhadap Gaza, yang telah mengakibatkan kondisi kemanusiaan yang semakin memprihatinkan di wilayah tersebut.
Internasional terus memantau konflik ini, dengan Israel tengah menjalani sidang atas tuduhan genosida dan kejahatan perang terhadap warga sipil Palestina di Gaza di Mahkamah Internasional (ICJ). ICJ telah memerintahkan Israel untuk menghentikan operasinya di Rafah, di mana warga Palestina mencari perlindungan sebelum wilayah itu diserbu pada Mei.
Eskalasi kekerasan di Rafah dan Gaza menunjukkan kompleksitas konflik yang belum terselesaikan antara Israel dan Palestina. Kedua belah pihak diharapkan dapat mencari jalan damai dan menyelesaikan konflik ini dengan cara yang menghormati hak asasi manusia dan prinsip keadilan. Semoga perdamaian dan keadilan dapat terwujud di kawasan tersebut untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi warga Israel dan Palestina.
Komentar