Harianbatakpos.com , JAKARTA – Kehebohan mencuat ketika sebuah perguruan tinggi swasta, Universitas Tangerang Raya (UNTARA), menggelar lomba senyum mirip Gibran Rakabuming Raka, anak dari Presiden Jokowi, dengan hadiah berupa beasiswa sebesar Rp50 juta, setara dengan 10 kali UMR Jakarta. Lomba ini menciptakan gelombang kritik dari masyarakat dan netizen yang merasa bahwa acara tersebut tidak relevan dan tidak pantas dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan.
Pertama kali, persyaratan lomba dan poster acara tersebut diumumkan melalui akun Instagram resmi UNTARA. Namun, setelah mendapat reaksi negatif dari masyarakat, akun tersebut langsung menghapusnya. Namun, meskipun postingan tersebut telah dihapus, poster lomba tersebut sudah terlanjur menjadi viral di media sosial, termasuk platform X.
Dalam poster tersebut, terlihat foto Gibran Rakabuming Raka dan Moh Mardiyana, pendiri UNTARA dan Universitas Pelita Bangsa (UPB), sedang tersenyum dengan menunjukkan jari berbentuk tanda cinta. Hadiah lomba yang fantastis sebesar Rp50 juta ini akan diberikan kepada pemenang dalam bentuk tabungan atau beasiswa, dengan beasiswa penuh untuk mahasiswa UNTARA atau UPB.
Namun, reaksi dari netizen tidak seperti yang diharapkan oleh pihak penyelenggara. Sebagian besar netizen menganggap bahwa lomba tersebut tidaklah pantas dan tidak relevan, serta menciptakan kontroversi yang tidak perlu. Mereka menilai bahwa ide tersebut tidak bermutu dan mencerminkan kurangnya kesadaran dari lembaga pendidikan tentang pentingnya integritas dan nilai-nilai akademik.
Beberapa netizen bahkan menyuarakan pendapat bahwa lomba tersebut dapat merusak kredibilitas lembaga pendidikan tinggi dan memberikan contoh yang buruk bagi institusi lain. Mereka juga menekankan bahwa aksi tersebut harus ditindaklanjuti secara hukum untuk menghindari penyebaran budaya yang tidak sehat di dunia pendidikan, seperti disadur dari laman Suara.com.
Reaksi keras juga datang dari seorang netizen yang diduga merupakan mahasiswa dari perguruan tinggi tersebut. Dia menyampaikan kekecewaannya terhadap pengelolaan dana kampus yang tidak tepat sasaran, di samping fasilitas-fasilitas yang kurang baik. Keputusan untuk menggelar lomba senyum mirip Gibran dianggap sebagai salah satu contoh kebijakan yang tidak masuk akal dari pihak kampus.
Kritik yang keras dari masyarakat dan netizen menjadi suatu peringatan bagi lembaga pendidikan untuk lebih berhati-hati dalam menyelenggarakan acara dan kegiatan yang dapat mempengaruhi citra dan integritasnya. Hal ini juga menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana dan kegiatan di lingkungan pendidikan tinggi.
Komentar