Selebritis
Beranda » Berita » Kontroversi Makan di Depan Orang Puasa, Klarifikasi Oki Setiana Dewi dan Respons Netizen

Kontroversi Makan di Depan Orang Puasa, Klarifikasi Oki Setiana Dewi dan Respons Netizen

Keputusan Oki Setiana Dewi untuk makan di depan orang yang sedang berpuasa telah menjadi sorotan netizen.

Meskipun mendapat teguran dari adiknya, Ria Ricis, Oki Setiana Dewi membela diri dengan alasan tidak kuasa menahan lapar setelah berhalangan makan sejak siang hari, dilansir dari Suara.com.

Dalam sebuah video di kanal YouTube Ria Ricis, Oki Setiana Dewi mengungkapkan bahwa ia tidak makan sejak siang dan terakhir kali makan saat sahur bersama anak-anaknya.

DJ Panda Dihujat Netizen Usai Erika Carlina Ngaku Hamil, Ini Klarifikasi Lengkapnya

Alasan ini menjadi dasar bagi Oki untuk memutuskan untuk makan sate di depan orang yang sedang berpuasa, meskipun masih menjelang waktu Maghrib.

Klarifikasi tersebut disampaikan Oki sebagai tanggapan terhadap cibiran netizen yang menyoroti adabnya saat makan di depan orang puasa.

Namun, meskipun mendapat teguran dari Ria Ricis sebelumnya, Oki tampak tidak terlalu mempedulikannya dan tetap melanjutkan makan dengan menikmati sate yang disantapnya.

Meskipun terjadi perdebatan terkait tindakannya tersebut, Ria Ricis menyatakan bahwa dirinya tidak terganggu melihat orang lain makan atau minum di hadapannya selama puasanya tidak terganggu.

Reza Arap Bagi Motor Baru di PRJ, Aksi Sosial Mendadak Tuai Pujian Netizen

Namun, hal ini tidak menghentikan netizen untuk memberikan berbagai respons dan komentar.

Sebagian netizen mendukung Oki Setiana Dewi dengan memahami alasan di balik keputusannya untuk makan di depan orang puasa.

Mereka menilai bahwa setiap orang memiliki kondisi dan kebutuhan yang berbeda, dan bukanlah hal yang tepat untuk menghakimi tanpa memahami konteksnya.

Namun, di sisi lain, ada juga netizen yang mengkritik tindakan Oki, menyatakan bahwa sebagai figur publik, ia seharusnya lebih memperhatikan adab dan sensitivitas terhadap orang lain, terutama dalam konteks agama dan kepercayaan.

Kontroversi ini mengingatkan kita akan pentingnya memahami dan menghormati kepercayaan dan praktik agama orang lain, terutama dalam situasi yang sensitif seperti bulan Ramadan.

Saling menghormati dan memahami antarindividu dengan latar belakang dan kepercayaan yang berbeda merupakan kunci untuk membangun harmoni dan toleransi dalam masyarakat.

Dalam situasi seperti ini, penting untuk menanggapi perbedaan dengan bijaksana dan empati, tanpa menghakimi atau menyalahkan.

Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga kedamaian dan menghormati perbedaan, sehingga kita dapat hidup berdampingan dalam kerukunan dan saling mendukung.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *