Jakarta–BP: Serangan ransomware terhadap Pusat Data Nasional (PDN) telah mengakibatkan gangguan serius bagi layanan publik, termasuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Salah satu korban utama adalah laman Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, yang sejak beberapa waktu lalu tidak dapat diakses oleh calon mahasiswa.
Gangguan Berkepanjangan
Pada Jumat (28/6/2024), pantauan Kompas.com menunjukkan bahwa laman KIP Kuliah masih menampilkan pesan “Not Found. The requested URL was not found on this server,” menyiratkan bahwa pemulihan layanan belum berhasil dilakukan sepenuhnya. Hal ini menjadi sorotan karena dampaknya yang meluas terhadap proses pendaftaran mahasiswa baru melalui jalur mandiri perguruan tinggi.
Permintaan Maaf dan Proses Pemulihan
Kepala Tim Kerja Beasiswa Pendidikan Tinggi Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbudristek, Septien Prima Diassari, telah memohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Meskipun pihaknya tengah berupaya keras untuk memulihkan sistem, proses tersebut membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Dampak Luas
Tidak hanya internal, gangguan ini juga menghambat akses bagi perguruan tinggi dan mahasiswa secara eksternal. Prosedur pendaftaran KIP Kuliah baik secara online maupun offline menjadi terganggu, mempengaruhi ribuan calon mahasiswa yang sedang mengikuti proses seleksi.
Langkah-Langkah Darurat
Menyikapi situasi ini, Kemenkominfo telah melakukan back up data terkait laman KIP Kuliah sejak pertengahan Desember 2023. Namun, implementasi pemulihan tidaklah mudah, mengingat skala dan kompleksitas serangan yang terjadi.
Harapan Kemenkominfo
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, menegaskan bahwa upaya pemulihan terus berlangsung intensif. Meskipun demikian, hanya 44 dari 282 instansi pemerintahan yang berhasil melakukan back up data, menunjukkan seberapa besar tantangan yang dihadapi dalam memastikan keberlanjutan layanan publik.
Kesimpulan
Sementara itu, Kemenkominfo dan Kemendikbudristek berharap dapat memulihkan layanan-layanan terdampak pada waktu yang sesingkat mungkin. Meskipun begitu, situasi ini menyoroti urgensi perkuatan keamanan siber dalam menghadapi ancaman serius seperti serangan ransomware.
Komentar