Medan, HarianBatakpos.com – Pernyataan cagub Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun, mengenai adanya pandemi baru dalam waktu dekat, telah menuai banyak kritik.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam debat terakhir Pilkada Jakarta 2024, dan langsung disanggah oleh pakar epidemiolog Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif.
Syahrizal menegaskan bahwa tidak ada satu orang pun yang bisa memprediksi kapan pandemi akan terjadi. “Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa bilang bahwa pandemi tidak akan ada lagi,” ujarnya, menyoroti bahwa pandemi adalah fenomena yang kompleks dan tidak mudah diprediksi, dilansir dari Suara.com.
Menurut Syahrizal, pandemi terjadi ketika suatu penyakit baru menyebar secara global di lima benua. Meskipun ada kemungkinan temuan penyakit baru, tidak berarti penyakit tersebut akan berujung menjadi pandemi seperti COVID-19.
“Banyak sekali penyakit-penyakit baru, tapi kemudian tidak menjadi pandemi,” tambahnya, menekankan pentingnya konteks dalam menyatakan potensi penyebaran penyakit.
Dalam debat tersebut, Dharma juga membeberkan program “10 aman dan 5 mandiri” untuk menghadapi persoalan lingkungan perkotaan dan perubahan iklim.
Namun, ia menyatakan bahwa semua program tersebut berpotensi gagal jika pandemi terjadi. “Anggaran sudah ada, WHO sudah amendemen International Health Regulation,” kata Dharma, menekankan kekhawatiran akan agenda terselubung di balik potensi pandemi.
Pernyataan ini menciptakan ketidakpastian di kalangan masyarakat, terutama mengingat dampak besar yang ditimbulkan oleh pandemi sebelumnya. Meskipun demikian, penting untuk memahami bahwa potensi penyakit baru tidak selalu berarti akan terjadi pandemi besar.
Berdasarkan penjelasan para ahli, fokus seharusnya pada pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan penyakit baru, bukan menciptakan ketakutan yang tidak berdasar. Dalam konteks ini, edukasi dan informasi yang akurat menjadi kunci untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat.
Komentar