HarianBatakpos.com, JAKARTA – BP: Pernyataan kontroversial dari penceramah Mama Ghufron telah memicu perhatian dan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Dalam sebuah video yang viral, Mama Ghufron mengklaim dapat melakukan panggilan video dengan malaikat, menyebabkan gelombang reaksi dari berbagai pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Cholil Nafis, mengungkapkan bahwa MUI saat ini sedang melakukan kajian mendalam terkait ajaran yang dibawa oleh Mama Ghufron. Pernyataan yang kontroversial seperti video call dengan malaikat menurutnya tidak memiliki dasar yang jelas dan harus ditangani dengan bijak.
Seperti disadur dari laman Lambeturah.co.id, “Dalam pernyataannya, Mama Ghufron menyampaikan bahwa dia bisa melakukan video call dengan malaikat maut. Ini tentu sangat tidak berdasar dan perlu diluruskan pemahamannya,” ujar Cholil Nafis pada Jumat (12/7/2024).
Lebih lanjut, Cholil menyatakan bahwa MUI akan mengambil langkah-langkah untuk membina dan merujuk kembali pemahaman atas ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Mama Ghufron. Proses ini dapat melibatkan pendekatan dakwah serta, jika diperlukan, jalur hukum untuk menyelesaikan kontroversi ini.
Pendapat senada juga disampaikan oleh Ketua Bidang Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan MUI, Utang Ranuwijaya, yang telah berkomunikasi dengan MUI Kabupaten Malang untuk merespons kasus ini dengan serius.
“MUI Malang telah berusaha untuk bertemu dengan Mama Ghufron untuk mendiskusikan isu ini, namun sayangnya tidak ada kehadiran dari yang bersangkutan dalam pertemuan tersebut,” ungkap Utang.
Kasus ini mencerminkan kekhawatiran atas penyebaran ajaran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan agamis. MUI berkomitmen untuk menghadapi tantangan ini dengan mendalami kasus secara menyeluruh demi memastikan kebenaran dan kejelasan ajaran yang disebarkan di masyarakat.
Hal ini menjadi cerminan atas tanggapan MUI terhadap fenomena sosial yang sensitif, serta langkah-langkah yang diambil untuk menjaga integritas dan ketertiban dalam penyebaran ajaran agama di Indonesia.
Komentar