Medan-BP: Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Sumatera Utara gelar Edukasi dan Literasi media bersama seratusan mahasiswa Universitas Darma Agung dari berbagai disiplin ilmu di Gedung Hermina, Jalan TD Pardede Medan, Jumat (5/10/2018).
Berlangsung acara mengusung tema Edukasi dan Literasi media yang artinya kemampuan untuk memahami dan menganalisis media.
Sebagai narasumber hadir yaitu, Ketua KPID Parulian Tampubolon, wakil Drs Rahmat Karo Karo, Kordinator bidang pengawasan isi siaran , Drs Jaramen Purba MAP, guru besar Universitas Darma Agung, Prof Suwandi Lubis MSi, wakil rektor III, Ir Irlis Gultom, Dekan Fisipol UDA, Priest S Simarmata.
Prof Suwandi Lubis MSi dalam penjelasannya, bahwa media gunanya sangat penting untuk mencerdaskan masyarakat, karena itu adik adik mahasiswa diharapkan mampu menganalisa arti media, ajak Suwandi.
Dijelaskan Suwandi, media adalah alat penyiaran guna mempublikasikan dan menginformaasikan peristiwa dan berbagai acara.
Perlu diketahui, sambung Suwandi, tanpa media kita luput dari perkembangan jaman, katanya mengawali pembukaan acara.
Acara yang berlangsung sekira Pukul 14.00 WIB mendapat antusias dari mahasiswa Universitas Darma Agung, yang salah satunya adalah Christian. Kepada KPI, Christian menanyakan kenapa program televisi anak-anak tidak hadir kembali mengedukasi dan menghibur generasi muda di Indonesia.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Koordinator Pengawasan Isi Siaran Jaramen Purba mengaku kesulitan mengajak perusahaan media untuk tetap melahirkan program untuk anak-anak.
“Media pasti menyurvei rating programnya, mungkin untuk program anak-anak kurang diminati penonton maupun sponsor. Menanggapi hal itu, tentunya perusahaan media akan pertimbangkan menutup program tersebut. Siapa mau rugi kan,” jawab Jaramen Purba kepada Christian.
“Mari kita menonton program media yang baik karena pada prinsipnya, tayangan berkualitas. banyaknya penonton tentu akan mengalihkan sponsor yang telah berinvestasi di program media yang tidak baik, ke program yang berkualitas itu” sambung Jaramen.
Sementara, Dekan Fisip Priet Saweng Simarmata meminta mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa untuk memahami literasi budaya. Literasi budaya, imbuhnya perlu dilakukan mahasiswa yang telah dibekali ilmu yang mempuni untuk memilah mana yang dan apa yang buruk
“Kita harus paham apa yang kita tonton agar tidak memengaruhi berbagai aspek kehidupan kita kedepan,” sebut Priet Saweng Simarmata
Sesekali yel-yel digelorakan mahasiswa Darma Agung agar tidak disusupi rasa kantuk dalam kegiatan edukasi dan literasi budaya oleh KPI tersebut.
“KPI mengawasi, Darma Agung Jaya,” sorak mahasiswa Darma Agung dari berbagai disiplin ilmu yang hadir menggunakan almamater berwarna kuning.
Setali tiga uang, menanggapi literasi budaya wakil Ketua KPID Sumut, Rahmad Karo-Karo mengatakan besarnya dampak media memengaruhi perilaku masyarakat.
“96% tayangan televisi memengaruhi masyarakat. Kemudian tayangan televisi yang kita nikmati telah menghipnotis penontonnya pada konstruksi keinginan media itu sendiri,” sebut Rahmad Karo-Karo. Ia menegaskan kepada mahasiswa bahwa Menonton televisi maupun media lainnya bukan berarti tunduk dengan apa yang ditonton.
Akhir acara, KPI dan Mahasiswa Darma Agung berharap agar masyarakat Indonesia mampu memilah program maupun media yang baik untuk ditonton sembari berharap perusahaan media mengedepankan kebutuhan informasi yang layak untuk masyarakat bukan hanya kepentingan politik maupun materi semata. (BP/MM)
Komentar