Medan, HarianBatakpos.com – Militer Israel baru-baru ini melarang warga Palestina untuk melintasi jalur utama utara Israel Larang Warga Palestina Lewat Jalur Utama Utara-Selatan Gaza -selatan di Jalur Gaza. Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan akibat pengeboman udara dan operasi darat yang kembali dilanjutkan. Tel Aviv mengimbau warga Gaza untuk menghindari jalur tersebut demi keselamatan mereka.
Penjelasan Larangan Melintasi Jalur Utama
Juru bicara militer, Avichay Adraee, menyatakan bahwa warga Palestina tidak diizinkan menggunakan Jalan Salah al-Din, yang merupakan rute yang dirancang sebagai jalur aman antara bagian utara dan selatan Jalur Gaza. “Demi keselamatan Anda, jangan bepergian di Jalan Salah al-Din antara bagian utara dan bagian selatan Jalur Gaza,” kata Adraee dalam pernyataannya melalui media sosial X, dilansir dari Kompas.com.
Larangan ini diberlakukan saat pasukan Israel mulai melakukan operasi darat terarah di Koridor Netzarim, yang memisahkan wilayah utara dan selatan Jalur Gaza. Dalam situasi ini, perjalanan dari Gaza bagian utara ke bagian selatan masih dimungkinkan melalui jalan pesisir Al-Rashid.
Dampak Sosial dan Politik
Langkah ini menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk Hamas, yang menyebutnya sebagai “pembatalan total” terhadap gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang sudah disepakati. Pejabat Kementerian Dalam Negeri Gaza menyebutkan bahwa penutupan ruas Jalan Salah al-Din terjadi setelah penarikan pasukan keamanan khusus Amerika, yang menambah kompleksitas situasi.
Operasi militer yang berkelanjutan di Jalur Gaza menunjukkan betapa rentannya keadaan di wilayah ini. Dengan berlanjutnya konflik, penting bagi masyarakat internasional untuk memperhatikan dampak dari kebijakan yang diambil oleh negara-negara yang terlibat.
Dalam konteks ini, larangan melintasi jalur utama utara-selatan Gaza tidak hanya berdampak pada mobilitas warga Palestina, tetapi juga berpotensi memperburuk ketegangan di kawasan yang sudah penuh gejolak.
Komentar