Medan, HarianBatakpos.com – Gaza saat ini menghadapi krisis kemanusiaan yang serius, di mana satu dari enam anak di bawah usia dua tahun mengalami kekurangan gizi akut. Wakil Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP), Carl Skau, menyatakan bahwa wilayah ini memiliki tingkat malnutrisi tertinggi di dunia.
“WFP siap mengintensifkan operasinya jika gencatan senjata disepakati,” kata Skau dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang Ketahanan Pangan. Dia menekankan bahwa tanpa gencatan senjata, risiko kelaparan di Gaza akan semakin meluas, menciptakan situasi yang sangat memprihatinkan, dilansir dari ajnn.net.
Kondisi ini diperburuk oleh konflik berkepanjangan yang telah mengakibatkan banyak korban jiwa. “Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, telah menelan hampir 30.000 korban jiwa dan melukai 70.000 lebih lainnya sejak Oktober,” ungkap Ramesh Rajasingham dari OCHA. Ini menunjukkan dampak besar dari kekerasan yang terus berlangsung.
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel pada 7 Oktober, yang memicu serangan balasan dari Israel. Akibatnya, lebih dari 29.700 orang di Jalur Gaza tewas, menciptakan krisis yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat.
Pada saat yang sama, Qatar berperan sebagai mediator dalam upaya mencapai gencatan senjata. Kesepakatan yang melibatkan pertukaran tawanan perang dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza ini menunjukkan upaya untuk meredakan ketegangan.
Dengan situasi yang terus memburuk, perhatian internasional sangat dibutuhkan untuk mencegah lebih banyak anak di Gaza mengalami kekurangan gizi. Ini adalah tantangan besar yang memerlukan tindakan segera dan efektif dari semua pihak.
Komentar