Medan, HarianBatakpos.com – Teror kepala babi yang dikirimkan ke kantor redaksi Tempo menciptakan gelombang reaksi di masyarakat. Dalam insiden ini, komentar Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, yang menyarankan untuk memasak kepala babi tersebut, dianggap tidak sensitif. Aksi ini menjadi simbol dari masalah yang lebih besar dalam komunikasi publik pemerintah, yang seringkali dianggap nir-empati.
Tantangan dalam Komunikasi Publik
Komentar Hasan Nasbi bukanlah satu-satunya yang menuai kritik. Sebelumnya, beberapa pejabat pemerintah juga menunjukkan gaya komunikasi yang kurang peka. Misalnya, pernyataan Menteri Percepatan Pembangunan Nasional, Rachmat Pambudy, yang menyebutkan bahwa makan bergizi lebih mendesak dibandingkan menciptakan lapangan kerja. Di tengah tingginya angka pengangguran, pernyataan ini menunjukkan kurangnya simpati terhadap situasi masyarakat, dilansir dari kompas.com.
Selain itu, Wakil Menteri Agama Muhammad Syafi’i juga dianggap tidak sensitif saat menyebutkan bahwa permintaan Tunjangan Hari Raya (THR) oleh organisasi kemasyarakatan adalah budaya Indonesia. Pernyataan ini berpotensi melegalkan praktik pemalakan yang telah meresahkan masyarakat.
Evaluasi Gaya Komunikasi Pemerintah
Berbagai kebijakan pemerintah yang tidak tersampaikan dengan baik juga menjadi masalah. Misalnya, rencana kenaikan PPN yang membingungkan publik dan kebijakan distribusi gas elpiji bersubsidi yang mengalami perubahan mendadak. Hasil jajak pendapat Litbang Kompas menunjukkan bahwa tujuh dari sepuluh responden merasa bahwa kebijakan baru pemerintah belum tersosialisasikan dengan baik.
Gaya komunikasi yang buruk ini menjadi tantangan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran. Kantor Komunikasi Kepresidenan seharusnya menjadi jembatan antara pemerintah dan rakyat, bukan sumber kontroversi. Pemerintah perlu segera melakukan evaluasi dan perbaikan dalam komunikasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
Krisis komunikasi yang dialami pemerintah saat ini menunjukkan pentingnya empati dan koordinasi dalam menyampaikan kebijakan. Harapan kita adalah agar pembenahan komunikasi di pemerintahan Prabowo-Gibran dapat terwujud, sehingga tidak hanya menjadi imbauan, tetapi juga tindakan nyata.
Komentar