Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada akhir perdagangan di Jakarta, Rabu, sebagai dampak dari aksi jual di pasar obligasi global. Rupiah turun sebesar 76 poin atau 0,49 persen menjadi Rp15.713 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi sebelumnya yang berada di Rp15.637 per dolar AS.
Aksi jual di pasar obligasi global menjadi pendorong utama apresiasi dolar AS, menurut Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede. Aksi jual ini dipicu oleh penawaran di pasar obligasi Eropa dan permintaan di pasar obligasi Jepang. Aksi jual di pasar obligasi Jepang dipicu oleh pernyataan bank sentral Jepang yang memberi sinyal bahwa mereka tidak akan lagi mempertahankan suku bunga negatif.
Imbal hasil atau yield US Treasury (UST) tenor 10 tahun naik dua basis poin (bps) menjadi 4,13 persen. Sementara itu, yield obligasi zona Euro dan Jepang naik masing-masing enam bps dan dua bps menjadi 2,35 persen dan 0,67 persen. Indeks dolar AS juga naik 0,28 persen menjadi 103,62.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu juga merosot ke posisi Rp15.719 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.656 per dolar AS.
Komentar