Viral
Beranda » Berita » Lahan Camp Gunung Merbabu Diduga Dikuasai Operator Wisata, Pendaki Protes!

Lahan Camp Gunung Merbabu Diduga Dikuasai Operator Wisata, Pendaki Protes!

Lahan Camp Gunung Merbabu Diduga Dikuasai Operator Wisata, Pendaki Protes!
foto gunung merbabu (foto: Kompas Travel)

Semarang, HarianBatakpos.com – Polemik dugaan penguasaan lahan camp Gunung Merbabu oleh salah satu operator tur membuat heboh media sosial. Isu ini mencuat usai munculnya spanduk mencolok bertuliskan “Selamat Datang di Camp Area Tiga Dewa Adventure” di salah satu titik jalur pendakian. Dugaan pembatasan area publik oleh operator wisata gunung ini menuai kecaman dari komunitas pendaki dan pecinta alam.

Berdasarkan pantauan HarianBatakpos.com dari berbagai unggahan di media sosial, Selasa (3/6/2025), spanduk berwarna merah tersebut tampak dibentangkan tinggi dan jelas terlihat dari kejauhan. Banyak pendaki mempertanyakan apakah gunung sebagai kawasan publik dapat dikelola atau bahkan diklaim secara eksklusif oleh operator tertentu.

Situasi ini pun memunculkan kekhawatiran di kalangan pendaki independen. Mereka merasa resah karena area camp favorit yang selama ini bebas diakses kini seolah-olah telah dibooking atau dipagari oleh operator. Hal ini dianggap sebagai praktik kapling liar area pendakian, yang bisa merugikan pendaki umum.

Kehangatan Tradisi Yadnya Kasada: Momen Viral di TikTok

“Apakah kawasan publik seperti gunung bisa dibatasi dan dijadikan area khusus oleh operator tertentu? Ini seperti booking lahan yang tidak adil,” tulis salah satu warganet.

Diskusi panas terkait dugaan monopoli lahan camp di Gunung Merbabu ini tidak hanya ramai di media sosial, tetapi juga menyebar ke berbagai grup WhatsApp komunitas pendaki sejak Senin malam.

Menanggapi polemik tersebut, pihak Tiga Dewa Adventure akhirnya mengeluarkan surat klarifikasi resmi pada 2 Juni 2025. Mereka menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang terjadi di kalangan pendaki dan masyarakat.

“Tiga Dewa Adventure selaku organisasi tidak pernah melakukan monopoli atas area camp dan tidak pernah pula melakukan booking area lahan,” tulis mereka dalam klarifikasinya.

Viral! Kenangan Indah Siswa SMA 17 Bekasi Bersama Ibu Warung

Operator tur itu juga menjelaskan bahwa penggunaan porter lokal untuk mendirikan tenda atau membawa logistik merupakan bagian dari layanan wisata, bukan bentuk penguasaan lahan. Mereka menegaskan akan menindak tegas porter yang terbukti melakukan pelanggaran hukum atau merugikan pendaki lain.

Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *