HarianBatakpos,com, JAKARTA – BP: Denmark akan menerapkan pajak karbon yang inovatif di industri peternakan, menjadikannya negara pertama di dunia yang melakukannya. Pajak ini, yang direncanakan akan berlaku pada tahun 2030, ditujukan kepada para peternak sapi yang dianggap menjadi salah satu penyumbang emisi karbon yang signifikan di negara tersebut.
Dilansir dari CNN pada Senin (1/7/2024), menurut aturan baru ini, para peternak sapi di Denmark harus membayar sekitar 672 krone (US$ 96), setara dengan Rp 1,56 juta, untuk setiap ekor sapi yang mereka pelihara.
“Maka kami akan menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan pajak pertanian,” ungkap Menteri Luar Negeri Lars Lokke Rasmussen dalam sebuah pernyataan, seperti disadur dari laman detik.com.
Rincian aturan pengenaan pajak baru ini diharapkan akan disetujui oleh parlemen Denmark pada akhir tahun ini. Pada tahap awal, peternak akan dikenai pajak sebesar 300 krone (US$ 43) per ton emisi setara CO2.
Selanjutnya, pajak ini akan ditingkatkan menjadi 750 krone (US$ 107) per ton emisi setara CO2 pada tahun 2035. Namun, pemerintah akan memberikan keringanan pajak sebesar 60%, yang berarti peternak akan dikenakan biaya sebesar 120 krone ($17) per ton emisi peternakan per tahun mulai tahun 2030, dan meningkat menjadi 300 krone ($43) pada tahun 2035.
Dengan perhitungan rata-rata sapi perah di Denmark yang mengeluarkan 5,6 ton setara CO2 per tahun, setiap peternak diperkirakan harus membayar sebesar 672 krone atau US$ 96 per sapi. Dengan adanya keringanan pajak, jumlah yang harus dibayar peternak akan meningkat menjadi 1.680 krone atau US$ 241 per sapi pada tahun 2035.
Dalam dua tahun pertama, pendapatan dari pajak ini direncanakan akan digunakan untuk mendukung transisi ramah lingkungan dalam industri pertanian, dengan peninjauan ulang kemudian.
“Tujuan utama dari pengenaan pajak ini adalah untuk mendorong sektor pertanian mencari solusi untuk mengurangi emisi. Misalnya, peternak bisa beralih ke pakan alternatif,” jelas kepala ekonom Concito, Torsten Hasforth, kepada CNN.
Secara keseluruhan, industri dairy Denmark menyambut baik dan mendukung aturan tersebut dan tujuannya. Namun, di sisi lain, kebijakan ini juga menuai penolakan dan kemarahan di kalangan sebagian peternak, terutama yang berskala kecil.
Selain itu, pengumuman pajak baru ini datang hanya beberapa bulan setelah petani di seluruh Eropa menggelar demonstrasi, memblokir jalan dengan traktor dan melempari Parlemen Eropa dengan telur karena berbagai keluhan, termasuk kekhawatiran terkait regulasi lingkungan dan birokrasi yang berlebihan.
Komentar