Jakarta-BP: Bos Mahaka Group Erick Thohir bukan lagi berstatus pemilik Inter Milan, salah satu klub sepak bola raksasa di Italia. Pekan lalu, Erick sudah menjual sisa saham yang dimilikinya kepada LionRock Capital, perusahaan investasi asal China yang berbasis di Singapura.
Media-media Italia memberitakan hasil penjualan 31,05% saham Inter milik Erick ke LionRock bernilai EUR 150 juta. Sebelum LionRock, Erick juga menjual saham Inter miliknya ke Suning Group dengan harga sekira EUR 200 juta.
Artinya, Erick mengantongi duit EUR 350 juta dari hasil penjualan saham Inter. Sungguh bukan uang yang sedikit.
Namun seberapa besar nilai uang itu dalam kancah bisnis sepak bola di Eropa? Kalau Erick ingin membeli klub lagi, kira-kira klub mana yang masih bisa dicaploknya dengan dana EUR 350 juta?
Di Benua Biru, sepak bola bukan lagi sekadar olahraga untuk membuat badan tetap sehat. Juga lebih dari hiburan pelepas penat. The beautiful game adalah sebuah industri bernilai fantastis.
KPMG, firma konsultan bisnis internasional, dalam laporan berjudul The European Elite 2018 menyebutkan valuasi 32 klub sepakbola terbesar mencapai EUR 32,5 miliar. Naik 9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Klub-klub Inggris masih menjadi kontributor terbesar di bisnis si kulit bundar. Dari 32 klub teratas, Negeri Ratu Elizabeth mengutus 9 wakil pada 2018 dengan kontribusi mencapai 42%.
Dengan bisnis sepak bola Eropa yang terus tumbuh, agak sulit kalau Erick ingin mengakuisisi klub besar sekelas Inter dengan modal EUR 350 juta. Namun uang itu masih masuk jika ingin membeli klub yang boleh dibilang (maaf) kelas dua.
Inter, bekas klub Erick, kini sudah tidak bisa dibeli kembali dengan uang EUR 350 juta. Sekarang valuasi Inter mendekati EUR 500 juta, dua kali lipat dari dana yang dikeluarkan Erick saat mengambil alih La Beneamata dari Massimo Moratti.
Kalau merujuk pada valuasi KPMG, setidaknya ada 10 klub yang masih bisa dibeli Erick dengan dana hasil penjualan saham Inter. Klub-klub itu adalah Besiktas (Turki), Athletic Bilbao (Spanyol), Galatasaray (Turki), Benfica (Portugal), Fenerbahce (Turki), Sevilla (Spanyol), Ajax Amsterdam (Belanda), AS Monaco (Prancis), Lazio (Italia), dan Valencia (Spanyol).
Meski kurang tenar, tetapi klub-klub itu menyimpan potensi bisnis yang lumayan menjanjikan. Besiktas, misalnya, bisa membukukan kenaikan valuasi sampai 52%.
Jika Besiktas diurus dengan benar dan terus menyabet gelar demi gelar, maka valuasinya bisa semakin bertambah. Tentu akan sangat menguntungkan kalau dijual kembali.
Bagaimana, Pak Erick? Tertarik?
(CnbcIndonesia) BP/JP
Komentar