Jakarta, harianbatakpos.com – Gabus pucung, salah satu kuliner khas Betawi yang dahulu begitu dibanggakan masyarakat Jakarta, kini semakin langka. Makanan tradisional ini terancam punah karena keterbatasan bahan utama serta minimnya regenerasi resep asli Betawi.
Gabus pucung dulunya dikenal sebagai makanan khas Jakarta yang mudah ditemukan. Ikan gabus yang menjadi bahan utama melimpah di rawa-rawa sekitar Jakarta, membuat makanan ini jadi sumber protein murah bagi warga Betawi. Sayangnya, keberadaan makanan khas Betawi ini kini semakin jarang terlihat di rumah makan maupun acara budaya.
Nama gabus pucung sendiri berasal dari bahan rempah bernama pucung, atau keluak dalam istilah Jawa. Pucung ini yang membuat kuah menjadi hitam pekat dan memiliki cita rasa khas. Proses pengolahan ikan gabus juga tidak sembarangan, karena teksturnya mudah lunak. Biasanya, ikan digoreng atau dioven dulu sebelum dimasukkan ke dalam kuah pucung.
Namun saat ini, tidak semua restoran khas Betawi menyajikan menu gabus pucung setiap hari. Hal ini disebabkan oleh semakin langkanya ikan gabus di pasaran, serta kurangnya perhatian terhadap pelestarian resep tradisional. Regenerasi pengolah makanan khas Jakarta seperti gabus pucung ini dinilai berjalan lambat.
Dibandingkan dengan makanan tradisional Betawi lain seperti kerak telor, posisi gabus pucung kian tergeser dan berisiko dilupakan. Padahal, kuliner Jakarta ini adalah bagian penting dari warisan budaya Betawi yang patut dipertahankan oleh generasi muda.
Jika tidak ada upaya nyata dari masyarakat dan pemerintah, bukan tidak mungkin gabus pucung akan benar-benar hilang dari daftar makanan khas Jakarta.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar