“Perkembangan ini terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) yang mencatatkan kenaikan sebesar 6,3 persen (yoy) serta uang kuasi yang naik sebesar 8,8 persen (yoy),” ujar Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi BI, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Erwin menjelaskan bahwa peningkatan M2 pada Mei 2024 dipengaruhi secara signifikan oleh pertumbuhan penyaluran kredit dan aktivitas luar negeri bersih. Kredit yang disalurkan pada bulan Mei 2024 menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,4 persen (yoy), menurun sedikit dari angka sebesar 12,3 persen (yoy) yang tercatat pada bulan sebelumnya.
Di sisi lain, aktivitas luar negeri bersih juga menunjukkan perbaikan dengan pertumbuhan sebesar 0,6 persen (yoy), membaik dari kontraksi 1,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.
Selain itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 22,7 persen (yoy) dibandingkan dengan bulan April 2024 yang mencatatkan pertumbuhan 25,8 persen (yoy).
Penjelasan BI menekankan bahwa data ini mencakup kredit yang hanya dalam bentuk pinjaman, tidak termasuk instrumen keuangan lainnya seperti surat berharga dan tagihan akseptasi. Kredit yang dicatat juga tidak termasuk dari bank umum di luar negeri serta kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan non-penduduk.
Dengan demikian, likuiditas perekonomian Indonesia pada Mei 2024 menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan uang beredar yang cukup stabil, didukung oleh peningkatan signifikan dalam sektor kredit dan aktivitas luar negeri bersih.
Komentar