Medan, HarianBatakpos.com – Kurangnya pendidikan menjadi salah satu faktor penting yang memicu terjadinya kekerasan terhadap anak dan perempuan di lingkungan sosial. Faktor ini memengaruhi kualitas hidup seseorang dan berpotensi mendorong tindakan kekerasan.
Meyvi Mirah, Humas Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulut, menjelaskan bahwa kurangnya pendidikan berkorelasi dengan tindakan kekerasan. Hal ini terutama berdampak pada kelompok rentan seperti anak dan perempuan, dilansir dari KBRN.
Peran Pendidikan dalam Mencegah Kekerasan
“Sirkel pergaulan yang kurang dan juga pendidikan dari seseorang pelaku tindakan kejahatan kekerasan ini, serta juga pemahaman dan pola pikir terbatas, berakibat pada ketimpangan sosial, kesulitan ekonomi dan sebagainya terhadap seseorang melakukan tindakan tersebut,” ujarnya (8/1/2024).
Pernyataan ini menekankan bahwa pendidikan yang rendah berkontribusi pada berbagai masalah sosial yang dapat memicu kekerasan.
Kurangnya pendidikan seringkali dikaitkan dengan terbatasnya akses informasi dan pemahaman yang lebih luas. Hal ini dapat menyebabkan seseorang kesulitan mengelola emosi dan menyelesaikan masalah secara konstruktif.
Pada kasus kekerasan terhadap perempuan, perilaku kekerasan dari pelaku seringkali menjadi pemicu utama. Sementara itu, pada kekerasan terhadap anak, faktor lain seperti pengaruh minuman keras atau kondisi mabuk pelaku juga berperan.
Kurangnya pendidikan dapat memperburuk situasi ini dengan mengurangi kemampuan pelaku untuk mengendalikan diri dan memahami dampak tindakannya. Hal ini menciptakan lingkaran setan kekerasan yang sulit diputus.
Pendidikan yang memadai dapat memberikan landasan yang kuat bagi individu untuk mengembangkan pola pikir yang lebih positif dan konstruktif. Pendidikan juga berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika yang mencegah tindakan kekerasan.
Oleh karena itu, peningkatan akses dan kualitas pendidikan merupakan langkah krusial dalam upaya pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan. Dengan pendidikan yang lebih baik, diharapkan individu dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan pentingnya menyelesaikan konflik secara damai.
Kesimpulannya, kurangnya pendidikan merupakan salah satu faktor penting pemicu kekerasan terhadap anak dan perempuan. Upaya peningkatan pendidikan harus digalakkan untuk memutus rantai kekerasan ini.
Komentar