Gaya Hidup Kesehatan
Beranda » Berita » Maag atau Asam Lambung? Ketahui Perbedaan, Gejala, dan Penanganannya

Maag atau Asam Lambung? Ketahui Perbedaan, Gejala, dan Penanganannya

Sumber: kompas.com

Medan, Harianbatakpos.com – Banyak orang sering menganggap maag dan asam lambung sebagai kondisi masalah pencernaan yang sama. Namun, meskipun keduanya berkaitan dengan masalah pencernaan dan memiliki gejala yang mirip, keduanya sebenarnya adalah kondisi yang berbeda.

Perbedaan antara keduanya dapat diketahui dari cara penanganannya. Meskipun maag dan asam lambung menyebabkan ketidaknyamanan, keduanya memiliki beberapa perbedaan gejala yang tumpang tindih. Berikut penjelasan mengenai perbedaan antara maag dan asam lambung.

Asam lambung, atau refluks gastroesofagus (GERD), merupakan kondisi naiknya asam lambung dari perut menuju kerongkongan, yang disebabkan oleh melemahnya katup di bagian bawah kerongkongan yang seharusnya mencegah asam lambung kembali naik.

Jadwal dan Sinopsis Film Horor Sihir Pelakor 2025 di Bioskop Hari Ini

Gejala asam lambung hampir mirip dengan maag, seperti rasa terbakar di dada dan sensasi seolah ada makanan yang tersangkut di tenggorokan. Selain itu, gejala lainnya adalah kesulitan menelan dan batuk kering.

Sementara itu, maag atau dispepsia adalah gangguan yang terjadi di lambung dengan gejala berupa nyeri di ulu hati dan rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan. Maag dibagi menjadi dua kategori utama, yakni dispepsia fungsional dan dispepsia organik.

Dispepsia fungsional terjadi ketika timbul rasa nyeri akibat ketidaknyamanan setelah makan, tanpa adanya perubahan pada struktur lambung yang terlihat melalui pemeriksaan endoskopi. Sedangkan dispepsia organik disebabkan oleh adanya luka pada mukosa lambung atau duodenum akibat obat-obatan tertentu atau infeksi bakteri H. pylori, yang memicu nyeri sekitar 1-2 jam setelah makan, sering muntah, dan perdarahan.

Selain itu, dispepsia organik juga dapat terjadi akibat peradangan pada lapisan pelindung lambung yang disebabkan oleh pola makan tidak sehat, serta dapat berkembang menjadi kanker lambung yang ditandai dengan penurunan berat badan yang progresif, anemia, dan adanya massa di perut.
Perbedaan Asam Lambung dan Maag

Telinga Berdenging Bisa Jadi Tanda Gendang Telinga Robek, Ini Penjelasannya

Meskipun kedua kondisi ini tidak menyebar ke area tubuh lain, keduanya dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Berikut adalah gejala utama dari maag:

1. Nyeri pada ulu hati
2. Buang angin atau bersendawa
3. Mual dan muntah
4. Perut terasa penuh saat makan
5. Perut bagian atas terasa kembung

Sebaliknya, GERD memiliki gejala yang lebih berat dan dapat mempengaruhi berbagai aspek tubuh, seperti:

1. Nyeri dada, yang menyerupai gejala serangan jantung
2. Kesulitan menelan
3. Regurgitasi, yaitu makanan atau asam lambung yang naik kembali ke kerongkongan sehingga menimbulkan rasa mual

GERD dapat menjadi kondisi yang mengkhawatirkan karena gejalanya dapat berkembang menjadi masalah serius jika tidak segera ditangani, seperti sesak napas atau gejala yang menyerupai serangan jantung.

Pengobatan Maag dan Asam Lambung: Solusi Berdasarkan Penyebab

Pengobatan Maag
Pengobatan untuk maag atau gastritis bergantung pada penyebab spesifik dari kondisi tersebut. Berikut beberapa pendekatan terapi yang umum digunakan:

1. Terapi Up Regulation
Untuk gejala maag ringan atau dispepsia fungsional, lini pertama pengobatan biasanya menggunakan antasida seperti magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida untuk menetralkan asam lambung. Jika antasida tidak efektif, obat yang lebih kuat seperti cimetidine atau ranitidine (antagonis reseptor H2) dapat diberikan.

2. Terapi Ulkus Peptik
Untuk ulkus peptik, pengobatan bertujuan untuk mengurangi produksi asam lambung melalui penggunaan penghambat pompa proton (PPI) seperti lansoprazole, omeprazole, atau esomeprazole. Terapi ini membantu penyembuhan mukosa lambung dan mengurangi rasa nyeri.

3. Eradikasi Infeksi H. pylori
Jika infeksi bakteri H. pylori terdeteksi sebagai penyebab maag, terapi eradikasi dengan antibiotik seperti klaritromisin, amoxicillin, dan metronidazole digunakan untuk menghilangkan bakteri.

4. Penghentian Obat-Obatan
Jika maag disebabkan oleh konsumsi obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS), penghentian obat tersebut menjadi langkah penting dalam pengobatan.

Pengobatan Asam Lambung (GERD)
Pengobatan GERD berfokus pada memperbaiki fungsi sfingter esofagus bawah dan mengurangi produksi asam lambung guna mencegah terjadinya refluks asam lambung yang naik kembali ke kerongkongan.
1. Penghambat Pompa Proton (PPI)
Terapi utama untuk GERD adalah penggunaan PPI selama sekitar 8 minggu guna mengurangi produksi asam lambung. Lansoprazole, omeprazole, dan esomeprazole dapat membantu mengurangi gejala refluks.

2. Antasida
Antasida digunakan untuk menetralkan asam lambung dan memberikan peredaan cepat dari gejala heartburn. Namun, antasida harus diberikan setidaknya 2 jam setelah PPI untuk menghindari pengurangan efektivitas PPI.

3. Obat Prokinetik
Obat prokinetik dapat digunakan untuk mempercepat pengosongan lambung dan meningkatkan motilitas esofagus, sehingga membantu mengurangi gejala refluks.

4. Operasi
Jika pengobatan tidak efektif, prosedur bedah seperti fundoplikasi atau pemasangan perangkat LINX (cincin magnet di sekitar sfingter esofagus) dapat dipertimbangkan sebagai solusi permanen.

5. Perubahan Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup juga penting dalam mengelola GERD. Ini meliputi berhenti merokok, mengurangi berat badan, menghindari alkohol dan kafein, tidak makan sebelum tidur, serta tidur dengan kepala lebih tinggi.

Cara Mencegah GERD dan Maag

1. Makan teratur dan tepat waktu
2. Hindari makan dalam porsi besar
3. Makan dengan perlahan
4. Jangan berbaring setelah makan
5. Menjaga berat badan ideal
6. Hindari merokok dan alkohol
7. Batasi makanan yang dapat mengiritasi lambung

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *