Galat basis data WordPress: [Disk got full writing '.(temporary)' (Errcode: 28 "No space left on device")]
SELECT wpqd_posts.* FROM wpqd_posts LEFT JOIN wpqd_term_relationships ON (wpqd_posts.ID = wpqd_term_relationships.object_id) WHERE 1=1 AND ( wpqd_term_relationships.term_taxonomy_id IN (12207) ) AND wpqd_posts.post_type = 'nav_menu_item' AND ((wpqd_posts.post_status = 'publish')) GROUP BY wpqd_posts.ID ORDER BY wpqd_posts.menu_order ASC

Walikota Medan Rico Waas Sampaikan Ucapan Selamat Memperingati Wafatnya Raja Sisingamangaraja XII | Fadli Zon Beri Klarifikasi Soal Pemerkosaan Massal Mei 1998 | Prabowo Segera Ambil Alih Sengketa Batas Wilayah Aceh vs Sumut | Kuasa Hukum Jokowi Ungkap Alasan Tak Tunjukkan Ijazah Asli: Hindari Kekacauan | Kasus Covid-19 di Indonesia Capai Angka 179 di Minggu ke-24 |

Kesehatan

Beranda » Berita » Media Sosial dan Anak: Tantangan bagi Orangtua di Era Digital

Media Sosial dan Anak: Tantangan bagi Orangtua di Era Digital

5 bulan yang lalu •

Medan, HarianBatakpos.com – Kekhawatiran orangtua terkait pembatasan penggunaan media sosial bagi anak semakin meningkat. Sejumlah orangtua di Indonesia khawatir jika aturan tersebut diterapkan, anak-anak mereka akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi.

Rencana Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk membatasi usia penggunaan media sosial, meniru kebijakan Australia, menjadi sorotan utama, dilansir dari Kompas.com.

Dampak Pembatasan Media Sosial bagi Anak

Baca Juga : Kanker Usus Buntu Meningkat di Generasi Muda: Temuan Penting dari Studi Terbaru

Sri Maendah, seorang ibu berusia 40 tahun, memahami manfaat dari pembatasan medsos. Namun, ia mengkhawatirkan dampaknya bagi anaknya yang terbiasa menggunakan platform seperti TikTok dan YouTube.

“Di satu sisi menguntungkan, tapi di sisi lain juga merepotkan,” ujarnya. Ia merasakan kesulitan saat anaknya cepat bosan ketika diminta melakukan aktivitas lain, seperti mewarnai.

Hal serupa juga disampaikan oleh Olivia Wijaya, seorang ibu rumah tangga di Tangerang Selatan. Ia mengungkapkan bahwa anak-anaknya cenderung rewel jika tidak diberi akses ke ponsel.

“Kalau tidak diberi ponsel, anak-anaknya cenderung rewel,” ujarnya. Pembatasan ini, menurutnya, dapat memicu tantrum karena anak-anak telah terbiasa dengan penggunaan gadget.

Baca Juga : Obesitas Sentral: Ancaman Kesehatan bagi Perempuan Indonesia

Kesiapan Orangtua Menghadapi Aturan

Dengan adanya rencana pembatasan ini, banyak orangtua yang merasa bingung tentang bagaimana cara mengalihkan perhatian anak dari media sosial.

Beberapa orangtua merasa perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan anak menjadi rewel. “Yang pasti harus siap anak bakal jadi rewel,” ungkap Olivia.

Pembatasan ini menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua dalam mengelola waktu dan kegiatan anak. Mereka perlu mencari solusi alternatif yang menarik agar anak tetap terlibat dalam aktivitas yang positif.

Kekhawatiran orangtua mengenai pembatasan media sosial bagi anak sangat relevan. Dengan memahami manfaat dan tantangan yang ada, orangtua diharapkan dapat menemukan solusi yang tepat untuk mendukung perkembangan anak. Menghadapi perubahan ini, penting bagi orangtua untuk bersiap dan mencari alternatif kegiatan yang menarik bagi anak.