Medan, HarianBatakpos.com – Kunjungan kenegaraan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, ke Indonesia pada 12 Februari 2025, menjadi momen penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, agenda ini bertujuan membahas berbagai aspek kerja sama yang saling menguntungkan. Seperti yang diungkapkan oleh Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, “Diharapkan kunjungan kenegaraan ini dapat makin mempererat hubungan persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan Turkiye.”
Perbandingan Ekonomi Turki dan Indonesia
Meskipun pertumbuhan ekonomi Turki dan Indonesia berada di kisaran 5% pada 2023, terdapat perbedaan mencolok dalam hal inflasi dan suku bunga. Inflasi di Turki mengalami lonjakan signifikan, sementara Indonesia mencatat angka jauh lebih rendah. Ketidakpastian politik dan intervensi pemerintah dalam kebijakan moneter di Turki berkontribusi pada kurangnya kepercayaan investor. Hal ini menyebabkan investor asing menarik modal, yang pada gilirannya menambah tekanan pada nilai tukar lira Turki.
Dalam hal Produk Domestik Bruto (PDB), Turki memiliki total PDB yang lebih rendah dibandingkan Indonesia, selisih sekitar US$1,2 triliun. Namun, PDB per kapita Turki lebih tinggi, mencapai US$14.630 pada 2023, disebabkan oleh jumlah penduduk yang lebih sedikit, dilansir dari Kompas.com.
Dampak Nilai Tukar dan Inflasi
Nilai tukar lira Turki terhadap dolar AS mengalami penurunan drastis, dengan lira terpantau ambruk 19,87% pada 2024. Sementara itu, rupiah Indonesia hanya terkoreksi 4,51% dalam periode yang sama. Penurunan lira yang tajam, terutama pada 2023, menunjukkan tantangan besar yang dihadapi Turki dibandingkan dengan Indonesia yang relatif lebih stabil.
Kunjungan Erdogan ke Indonesia bukan hanya simbol persahabatan, tetapi juga membuka peluang bagi kedua negara untuk belajar dari kondisi ekonomi masing-masing.
Komentar