Medan, HarianBatakpos.com – Setiap tanggal 1 Desember, dunia memperingati Hari AIDS Sedunia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS dan memberikan dukungan kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Let Communities Lead” atau “Biarkan Masyarakat Memimpin,” yang menekankan pentingnya peran komunitas terdampak HIV/AIDS dalam memajukan respons terhadap penyakit ini.
Hari AIDS Sedunia juga menjadi momen untuk memperbaiki pemahaman tentang HIV/AIDS, mengingat masih banyak mitos yang beredar di masyarakat. Berikut adalah beberapa mitos HIV/AIDS yang masih sering dipercaya dan perlu diluruskan, dilansir dari CNN Indonesia.
HIV/AIDS Dapat Menular Lewat Alat Makan
Salah satu mitos yang banyak beredar adalah HIV/AIDS dapat menular melalui penggunaan alat makan yang bergantian. Padahal, HIV tidak menular lewat kontak sosial seperti berbagi alat makan. Meskipun virus ini dapat ditemukan dalam air liur, air mata, dan keringat, jumlahnya sangat sedikit dan tidak cukup untuk menyebabkan penularan.
Menular Lewat Pisau Cukur
Beberapa orang percaya bahwa penggunaan pisau cukur bergantian dapat menularkan HIV/AIDS. Namun, virus ini akan mati di udara bebas, sehingga penggunaan pisau cukur bersama tidak menyebabkan penularan HIV. Meski demikian, berbagi pisau cukur tetap tidak dianjurkan karena masalah kebersihan dan risiko infeksi lainnya.
Menular Saat Berenang di Kolam Renang Umum
Berenang di kolam renang umum seringkali menjadi kekhawatiran bagi sebagian orang terkait potensi penularan HIV/AIDS. Padahal, virus HIV akan mati begitu terkena kaporit dalam air kolam renang. Oleh karena itu, berenang di kolam renang umum tidak akan menyebabkan penularan HIV/AIDS.
Digigit Nyamuk Menyebabkan HIV/AIDS
Satu lagi mitos yang perlu diluruskan adalah HIV/AIDS dapat menular lewat gigitan nyamuk. Nyamuk menghisap darah, bukan menyuntikkan darah ke tubuh kita. Jadi, gigitan nyamuk tidak akan menyebabkan penularan HIV.
Saat ini, banyak orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) hidup seperti orang pada umumnya, bahkan berkeluarga dan memiliki anak yang tidak terinfeksi HIV. Para ahli menjelaskan bahwa apabila virus dalam tubuh ibu terdeteksi tidak ada, atau viral load undetected, ibu tidak akan menularkan virus ke anaknya. Namun, ODHIV harus tetap rutin mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) untuk mempertahankan viral load undetected. Jika ARV dihentikan terlalu lama, viral load bisa kembali naik, terutama jika tidak menjaga kesehatan tubuh dan mengelola stres.
Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS dan mengurangi stigma yang beredar di masyarakat. Memahami fakta yang benar tentang HIV/AIDS sangat penting untuk menghindari salah paham dan membantu ODHIV hidup dengan lebih baik dan sejahtera.
Komentar