Kesehatan
Beranda » Berita » Menepis 5 Mitos tentang Stunting yang Harus Dipahami oleh Ibu Muda

Menepis 5 Mitos tentang Stunting yang Harus Dipahami oleh Ibu Muda

Menepis 5 Mitos tentang Stunting yang Harus Dipahami oleh Ibu Muda
Menepis 5 Mitos tentang Stunting yang Harus Dipahami oleh Ibu Muda

Medan,  HarianBatakpos.com –  Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius bagi perkembangan anak, dan dampaknya dapat memengaruhi kualitas hidup mereka di masa depan.

Pemerintah Indonesia terus berupaya menurunkan angka stunting melalui berbagai program, termasuk gerakan untuk menciptakan generasi bersih dan sehat (genbest). Namun, banyaknya mitos yang berkembang di masyarakat mengenai stunting dapat menghambat upaya tersebut.

Stunting dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang yang tidak hanya terlihat dari ukuran tubuh yang pendek, tetapi juga dari dampak jangka panjang pada kecerdasan dan daya tahan tubuh anak. Oleh karena itu, penting bagi ibu muda untuk memahami fakta seputar stunting dan tidak terjebak pada mitos yang beredar, dilansir dari Kompas.com.

Minum Air Kunyit Sebelum Tidur, Cara Alami Atasi Stres dan Gangguan Pencernaan!

Mitos 1: Stunting disebabkan faktor keturunan

Salah satu mitos yang sering dipercaya adalah bahwa stunting disebabkan oleh faktor keturunan. Padahal, stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun.

Oleh karena itu, asupan gizi yang cukup sejak kehamilan sangat penting untuk mencegah stunting.

Mitos 2: Stunting hanya menyebabkan tubuh pendek

Meski ukuran tubuh yang pendek adalah dampak paling terlihat dari stunting, masih banyak dampak jangka panjang lainnya yang perlu diperhatikan. Anak yang mengalami stunting berisiko memiliki kecerdasan rendah dan rentan terhadap penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.

Mitos 3: Stunting dimulai sejak anak lahir

Stunting bukan hanya masalah yang terjadi setelah anak lahir, melainkan sudah dimulai sejak masa kehamilan. Gizi yang cukup selama masa 1.000 HPK sangat memengaruhi pertumbuhan anak hingga usia dua tahun. Oleh karena itu, ibu hamil perlu memperhatikan asupan gizi agar dapat mencegah stunting.

Update Kasus Covid-19 di Asia Tenggara Melonjak, Indonesia Ikut Alami Kenaikan

Mitos 4: Stunting disebabkan anak kurang makan

Mitos lainnya adalah bahwa stunting disebabkan oleh anak yang kurang makan. Sebetulnya, stunting disebabkan oleh ketidakseimbangan gizi dalam makanan yang dikonsumsi.

Makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Genbest dapat mengaplikasikan metode isi piringku untuk memastikan gizi seimbang dalam makanan anak.

Mitos 5: Pemberian MPASI cepat bisa mencegah stunting

Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang terlalu cepat juga merupakan mitos yang perlu diluruskan. WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian MPASI mulai usia 6 bulan.

Pemberian MPASI yang terlalu cepat dapat menyebabkan diare dan infeksi saluran pencernaan atas, yang justru meningkatkan risiko stunting.

Dengan pemahaman yang tepat, ibu muda dapat mencegah terjadinya stunting pada anak dan memastikan tumbuh kembang yang optimal. Mengedukasi diri tentang fakta-fakta stunting sangat penting untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *