Black Friday, yang kini menjadi salah satu fenomena belanja paling besar di dunia, memiliki asal-usul yang menarik dan beragam. Awal mula Black Friday dapat ditelusuri kembali ke Amerika Serikat pada abad ke-20, dan sejak itu telah menjadi salah satu hari belanja paling sibuk dan menguntungkan di kalender ritel.
Black Friday atau Jumat Hitam diperingati setiap tahun pada hari Jumat terakhir di akhir November. Berikut adalah penjelasan lengkap mengengai Black Friday dan perkembangannya dalam budaya modern.
Asal Mula Nama “Black Friday”
Asal-usul nama “Black Friday” memiliki beberapa teori yang berbeda. Salah satu teori yang paling umum adalah bahwa nama tersebut pertama kali digunakan oleh polisi Philadelphia pada akhir 1950-an atau awal 1960-an. Menurut cerita, polisi menggunakan istilah “Black Friday” untuk menggambarkan kekacauan lalu lintas dan kerumunan besar di kota pada hari setelah Thanksgiving, yang menjadi hari resmi pembukaan musim belanja Natal.
Black Friday sebagai Awal Musim Belanja Natal
Sejak awal abad ke-20, Thanksgiving di Amerika Serikat telah menjadi hari libur nasional yang penting dan umumnya menandai awal musim belanja Natal. Dengan penambahan libur Thanksgiving pada hari Kamis, hari Jumat berikutnya menjadi hari libur bagi banyak orang, dan banyak toko dan ritel memanfaatkan kesempatan ini untuk menawarkan diskon besar-besaran dan promosi khusus untuk menarik pelanggan.
Seiring dengan berjalannya waktu, Black Friday berkembang menjadi hari belanja yang sangat populer di Amerika Serikat. Para konsumen datang ke toko-toko dan pusat perbelanjaan pada pagi hari setelah Thanksgiving, bahkan mengantri sejak dini hari untuk mendapatkan penawaran terbaik.
Tren ini semakin diperkuat oleh strategi pemasaran agresif dari toko-toko besar dan ritel online, yang menawarkan diskon besar-besaran dan promosi menarik untuk menarik pelanggan.
Transisi ke Perbelanjaan Online
Dengan perkembangan teknologi dan popularitas e-commerce, Black Friday juga telah menjadi hari belanja online yang besar. Situs web e-commerce seperti Amazon, eBay, dan banyak lagi menawarkan penawaran khusus dan diskon besar-besaran pada hari tersebut, yang menarik jutaan konsumen untuk berbelanja secara online.
Black Friday kini telah menjadi fenomena global, tidak hanya terbatas pada Amerika Serikat. Di banyak negara di seluruh dunia, Black Friday menjadi hari belanja yang sangat dinantikan dan menjadi kesempatan bagi konsumen untuk mendapatkan diskon besar-besaran sebelum musim liburan. Bahkan, beberapa negara bahkan mengadopsi tradisi Black Friday meskipun tidak merayakan Thanksgiving.
Kontroversi dan Kritik
Meskipun Black Friday menjadi hari belanja yang sangat populer, fenomena ini juga menimbulkan kontroversi dan kritik. Kecelakaan, kekerasan, dan kerusuhan di toko-toko fisik sering terjadi saat pelanggan berebut mendapatkan barang-barang diskon. Selain itu, ada juga kritik terhadap konsumerisme berlebihan dan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.
Black Friday, dengan asal-usulnya yang menarik dan perkembangannya yang luar biasa, telah menjadi salah satu hari belanja paling besar dan paling penting di dunia. Meskipun mengundang kontroversi dan kritik, Black Friday terus menjadi momen yang sangat dinantikan bagi banyak konsumen di seluruh dunia untuk mendapatkan penawaran terbaik dan menikmati pengalaman belanja yang menyenangkan.
Komentar